Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Kumpulan Video Pengajian Buya Jali Sadana

Gambar
Berikut adalah kumpulan video pengajian dari Buya H. M. Jali Sadana, S.H. , yang dikenal sebagai Syekh Muda Tuanku Sinaro Mangkuto , seorang ulama dan tokoh agama asal Sumatera Barat. Beliau aktif memberikan ceramah agama, kajian tasawuf, dan pengajian dalam bahasa Minang yang mendalam dan menyentuh hati. Berikut adalah beberapa video pengajian beliau yang dapat Anda saksikan: 1. Pengajian Bai'at Syekh Muda Buya H. M. Jali Sadana Video ini menampilkan pengajian Bai'at yang dipimpin oleh Buya H. M. Jali Sadana. Dalam pengajian ini, beliau memberikan pencerahan spiritual dan motivasi bagi para jamaah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2. Pengajian Thariqat oleh Buya H. M. Jali Sadana Dalam video ini, Buya H. M. Jali Sadana memberikan pengajian tentang Thariqat, jalan spiritual dalam Islam yang menekankan pada pembersihan jiwa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Beliau menjelaskan dengan jelas dan mendalam mengenai konsep-konsep dalam Thariqat. 3. Ceramah Isra Mi'raj ol...

Pengajian Thariqat oleh Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto, SH

Gambar
Pengajian Thariqat oleh Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto, SH merupakan salah satu kajian spiritual yang mendalam dalam tradisi tasawuf dan tarekat di Minangkabau. Sebagai pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sadaniyah, Buya H.M. Jali Sadana menekankan pentingnya perjalanan spiritual menuju Allah melalui pembersihan hati dan pengamalan ajaran thariqat. Pokok-pokok Ajaran dalam Pengajian Thariqat Dalam pengajian thariqat yang beliau sampaikan, terdapat beberapa pokok ajaran yang menjadi fokus utama: Pembersihan Hati (Tazkiyah al-Nafs) Buya H.M. Jali Sadana mengajarkan pentingnya membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti iri, dengki, dan kesombongan. Hal ini dilakukan melalui dzikir, muhasabah, dan perenungan diri. Konsistensi dalam Ibadah Beliau menekankan bahwa konsistensi dalam melaksanakan ibadah, terutama shalat, merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mengamalkan Ajaran Thariqat dengan Ikhlas Mengikuti ajaran thariqat bukan...

Kajian Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto "Butiran Hikmah Isra' Mi'raj"

Gambar
Kajian Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto, SH, berjudul "Butiran Hikmah Isra' Mi'raj" mengupas secara mendalam makna spiritual dari peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Dalam kajian ini, Buya H.M. Jali Sadana menekankan pentingnya memahami hikmah di balik perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Pokok-pokok Hikmah dari Isra' Mi'raj Beberapa hikmah yang disampaikan dalam kajian ini antara lain: Kedekatan dengan Allah melalui Ibadah Isra' Mi'raj menunjukkan pentingnya ibadah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Shalat yang diwajibkan pada peristiwa tersebut menjadi tiang agama yang harus dijaga kualitas dan kekhusyukannya. Keutamaan Shalat sebagai Tiang Agama Shalat yang diwajibkan pada malam Isra' Mi'raj menjadi tiang agama yang harus dijaga kualitas dan kekhusyukannya. Hal ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya menjaga shalat sebagai ib...

Kajian Tentang "4 Golongan yang Dirindukan Surga"

Gambar
Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto, seorang ulama dan tokoh tarekat dari Sumatera Barat, dalam kajian beliau menjelaskan tentang "4 Golongan yang Dirindukan Surga" . Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada umat Islam mengenai karakteristik dan amalan dari golongan-golongan tersebut yang dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. Empat Golongan yang Dirindukan Surga Berikut adalah empat golongan yang menurut Buya H.M. Jali Sadana dirindukan oleh surga: Golongan yang menjaga shalat lima waktu dengan khusyuk Mereka yang menjaga shalat lima waktu dengan penuh khusyuk dan istiqamah, serta melaksanakan ibadah lainnya dengan sungguh-sungguh, akan mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah dan dirindukan oleh surga. Golongan yang menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia dan menyakiti hati orang lain Mereka yang menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat, seperti gossip, fitnah, dan kata-kata yang menyakiti hati orang lain, akan menda...

Makna "Wujud Keberadaan Allah"

Gambar
Kajian Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto mengenai "Wujud Keberadaan Allah" merupakan bagian dari ajaran tasawuf dan tarekat yang menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang keesaan Allah (Tuhan) dan keberadaan-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Makna "Wujud Keberadaan Allah" Dalam pandangan Buya H.M. Jali Sadana, konsep ini mengajak umat Islam untuk memahami bahwa Allah adalah satu-satunya wujud yang hakiki , sementara segala sesuatu di dunia ini adalah ciptaan-Nya yang bersifat sementara. Dengan memahami hal ini, seseorang diharapkan dapat: Meningkatkan kesadaran spiritual dan selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitas. Melepaskan diri dari keterikatan duniawi dan fokus pada tujuan hidup yang hakiki, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Menghargai dan mensyukuri ciptaan Allah sebagai manifestasi dari kebesaran-Nya. Tujuan dan Hikmah Tujuan dari kajian ini adalah untuk: Mendekatkan diri kepada Allah : Dengan memahami wujud k...

Makna "Mengaji Pakaro Diri, Mano Nan Diri Sarana Diri"

Gambar
Kajian Buya H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto tentang "Mengaji Pakaro Diri, Mano Nan Diri Sarana Diri" merupakan bagian dari ajaran tasawuf dan tarekat yang menekankan pentingnya kontemplasi diri dan pembersihan hati sebagai jalan menuju kedekatan dengan Allah SWT. Makna "Mengaji Pakaro Diri, Mano Nan Diri Sarana Diri" Frasa ini mengajak umat Islam untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah) guna memahami tujuan hidup dan jalan spiritual yang benar. "Pakaro diri" berarti mengenali diri sendiri , sedangkan "mano nan diri sarana diri" berarti mengetahui tujuan hidup dan cara mencapainya melalui jalan yang diridhai Allah. Tujuan dan Hikmah Tujuan dari kajian ini adalah untuk: Meningkatkan kesadaran spiritual : Dengan mengenal diri, seseorang dapat memahami kekurangan dan potensi dalam dirinya, serta cara untuk memperbaikinya. Mencapai ketenangan batin : Dengan membersihkan hati dari sifat-sifat negatif, seseorang dapat meras...

Kajian Buya H.M. Jali Sadana Tentang Mematikan Diri Sebelum Mati

Gambar
Mematikan Diri Sebelum Mati Kajian Buya H.M. Jali Sadana tentang "Mematikan Diri Sebelum Mati" merupakan bagian dari ajaran tasawuf dan tarekat yang menekankan pentingnya membebaskan diri dari ego dan hawa nafsu sebelum ajal menjemput. Konsep ini mengajak umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran spiritual yang mendalam, sehingga dapat merasakan kematian secara spiritual sebelum kematian fisik yang sesungguhnya. Makna "Mematikan Diri Sebelum Mati" Dalam pandangan Buya H.M. Jali Sadana, konsep ini bukan berarti melakukan bunuh diri atau tindakan fisik lainnya, melainkan proses spiritual untuk: Mati dari keinginan duniawi yang berlebihan. Mati dari kebanggaan diri dan sifat sombong. Mati dari kecintaan pada selain Allah , sehingga hanya Allah yang menjadi tujuan utama dalam hidup. Dengan "mematikan" sifat-sifat negatif ini, seseorang dapat mencapai kehampaan diri (fana) dan merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidu...

Buya Arrazy Hasyim Menjaga Qolbu Supaya Tidak Dilaknat Allah SWT

Gambar
Menjaga Qolbu Supaya Tidak Dilaknat Allah SWT Pendahuluan Qolbu adalah hati yang bersih, tempat manusia menanamkan iman, niat, dan perasaan. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, qolbu yang kotor oleh dosa, iri, atau kebencian bisa membuat seseorang jauh dari rahmat Allah SWT. Menjaga qolbu bukan hanya soal ibadah lahiriah, tetapi juga menjaga perasaan, pikiran, dan niat dari hal-hal yang bisa menimbulkan murka Allah. 1. Memurnikan Niat Segala amal perbuatan harus diawali dengan niat yang tulus karena Allah SWT . Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim). Contohnya: shalat, sedekah, atau bekerja harus diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah, bukan pujian manusia. Tips praktis: Setiap pagi, baca niat baik dalam hati sebelum melakukan aktivitas. Evaluasi niat setiap malam, pastikan tidak ada motivasi duniawi yang berlebihan. 2. Menjauhi Dosa Besar dan Perbuatan Maksiat Dosa besar seperti riba, zina, fitnah, atau men...