Mematikan Diri Sebelum Mati
Kajian Buya H.M. Jali Sadana tentang "Mematikan Diri Sebelum Mati" merupakan bagian dari ajaran tasawuf dan tarekat yang menekankan pentingnya membebaskan diri dari ego dan hawa nafsu sebelum ajal menjemput. Konsep ini mengajak umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran spiritual yang mendalam, sehingga dapat merasakan kematian secara spiritual sebelum kematian fisik yang sesungguhnya.
Makna "Mematikan Diri Sebelum Mati"
Dalam pandangan Buya H.M. Jali Sadana, konsep ini bukan berarti melakukan bunuh diri atau tindakan fisik lainnya, melainkan proses spiritual untuk:
-
Mati dari keinginan duniawi yang berlebihan.
-
Mati dari kebanggaan diri dan sifat sombong.
-
Mati dari kecintaan pada selain Allah, sehingga hanya Allah yang menjadi tujuan utama dalam hidup.
Dengan "mematikan" sifat-sifat negatif ini, seseorang dapat mencapai kehampaan diri (fana) dan merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupannya.
Tujuan dan Hikmah
Tujuan dari mematikan diri sebelum mati adalah untuk:
-
Mendekatkan diri kepada Allah melalui pengendalian diri dan peningkatan kualitas ibadah.
-
Meningkatkan kesadaran spiritual, sehingga hidup lebih bermakna dan tidak terjebak dalam godaan dunia.
-
Mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati yang tidak tergantung pada kondisi eksternal.
Hikmah dari ajaran ini adalah bahwa dengan membebaskan diri dari belenggu nafsu dan ego, seseorang dapat hidup lebih ikhlas, sabar, dan tawakal, serta siap menghadapi kematian dengan penuh kesiapan spiritual.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk menerapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
-
Dzikir dan Doa: Melakukan dzikir dan doa secara rutin untuk mengingat Allah dan membersihkan hati dari sifat-sifat negatif.
-
Meningkatkan Ibadah: Melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan penuh penghayatan, bukan sekadar rutinitas.
-
Kontemplasi Diri: Melakukan muhasabah atau introspeksi diri untuk mengevaluasi perbuatan dan niat dalam hidup.
-
Menjaga Akhlak: Berusaha untuk selalu berperilaku baik, sabar, dan rendah hati dalam setiap interaksi sosial.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan seseorang dapat "mematikan" sifat-sifat negatif dalam dirinya dan hidup lebih dekat dengan Allah.