MENYIKAPI
KETENTUAN ALLAH DENGAN TENANG DAN IKHLAS
Jika engkau berada pada kondisi tertentu, janganlah mengharapkan
kondisi lain, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Apabila berada
di pintu gerbang istana raja, janganlah mempunyai keinginan untuk masuk ke
dalam istana, kecuali jika terpaksa. Yang dimaksud dengan terpaksa ialah jika
engkau diperintah terus menerus. Namun, jangan sekali-kali menganggap perintah
itu sebagai izin masuk karena siapa tahu perintah itu hanya akan menjebakmu
saja. Bersabarlah sampai kau benar-benar dipaksa oleh raja memasuki istananya. Jika
raja memaksamu, masuklah, engkau tak akan dihukumnya karena dia sendiri yang
menghendakinya. Akan tetapi, jika ia menghukummu, hal itu bukan karena
kesalahanmu, tetapi karena kesewenang-wenangan raja itu sendiri.
Demikian juga terhadap Allah SWT., jangan engkau mengharapkan
sesuatu yang berlebihan. Terimalah kenyataan yang kau hadapi. Jika engkau
berada dalam suatu kenyataan,. Terimalah dengan ketenangan dan ikhlas, serta
tetap melaksanakan amal taat yang diperintahkan-Nya. Allah SWT. Telah berfirman
kepada Rasul pilihan-Nya :
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada
apa yang Telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal.
Demikianlah firman-Nya “Dan Tuhanmu (dalam surge) lebih baik dan
lebih kekal,” maksudnya adalah Allah memperingatkan Nabi pilihan-Nya agar
menghargai kenyataan yang ada dan mensyukuri karunia-karunia-Nya. Dengan kata
lain, perintah itu adalah sebagai berikut :
“Segala yang telah Ku-karuniakan
kepadamu (kebaikan, kenabian, ilmu, keridaan, kesabaran, kerajaan, agama, dan
jiha di jalan-Ku), itu lebih baik dan lebih berharga disbanding dengan semua
yang aku berikan kepada manusia pada umumnya.”
Jadi, bila sesuatu itu telah ditentukan oleh Allah atas dirimu,
pasti sesuatu itu akan dating kepadamu, meskipun engkau tak suka. Oleh sebab
itu, tak sepantasnya sifat rakus dan tamak terwujud pada dirimu. Hal itu harus
dapat ditolak oleh akal dan juga harus dapat ditolak oleh ilmu.
Apabila suatu keadaan dan kenyataan itu ditakdirkan kepada orang
lain, tak perlu dirimu berususah payah untuk meraihnya. Mengapa sesuatu yang
baik diberikan kepada orang lain, ingin engkau miliki, sedangkan cobaan yang
ditimpakan kepada orang lain, tak ingin engkau miliki? Terbuktilah bahwa semua
kebaikan dan keselamatan itu bergantung pada cara kita menghargai keadaan
tersebut. Oleh karena itu, seandainya, engkau dinaikkan ke tingkat atas dalam
istana dan dengan dengan raja, janganlah bangga terlalu memuji dirimu. Namun,
bersikaplah tenang dan berhati-hati. Sebab, dekat dengan raja, tak menutup
kemungkinan pula, dekat dengan bahaya yang mengancam.
Sekali lagi, janganlah engkau menginginkan perubahan yang ada pada
dirimu. Jika engkau berkeinginan yang berlebihan dan berusaha memiliki yang
terbaik, itu berarti mendorong dirimu untuk tidak bersyukur. Lenyaplah rasa
syukur dalam hatimu atas rahmat-rahmat yang ada. Ketahuilah, keinginan yang
berlebihan itu menyebabkan seseorang menjadi hina, terhina di dunia maupun di
akhirat.