Nabi Sekaligus Rasul Allah

Untuk mengenal Allah, kita harus sejauh mungkin mengenal makhluk atau ciptaan-Nya. Dan sebaik-baik makhluk-Nya adalah Muhammad, Nabi sekaligus Rasul Allah., dan Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam adalah yang paling dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mencintai Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam berarti mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan mencintai Allah berarti mencintai beliau Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Barang siapa mencintai Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, maka dia dicintai Allah. Dan orang yang dicintai Allah, maka tak ada sesuatu yang dicemaskan orang tersebut, dan dia juga tak akan pernah bersedih hati. Dan mana mungkin orang tidak mencintai Manusia mulia Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, kecuali orang tersebut ada penyakit di hati dan otaknya, mengidap penyakit prasangka dan arogansi, bodoh, dan berpikiran sempit! 
Kalau hayat, akhlak dan prestasi-prestasi pribadi agung ini dikaji dengan objektif, tentu akan didapat pengetahuan yang mengungkapkan alasan kenapa Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam begitu dicintai Allah Ta'ala, kenapa Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam begitu suci. Pengetahuan seperti itu akan bermanfaat bagi kaum non-Muslim maupun Muslim.
Kelompok pertama mengalami indoktrinasi dari orang-orang yang berprasangka dan berpikiran sempit. Orang-orang seperti ini, karena satu dan lain alasan, memberi dan memusuhi Nabi yang mulia Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, para pengikut dan akidah beliau Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Bagi kaum Muslimin, bila ingin mengikuti jejak Nabi dan Rasul Allah dan bersama beliau Shalallahu 'Alaihi Wassalam di Hari Pengadilan, semoga tulisan ini menjadi inspirasi atau cahaya bagi kaum muslimin yang berkehendak mencontoh akhlak Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalamdan berkehendak untuk layak disebut pengikut Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Semoga Allah menggolongkan kita sebagai pengikut Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Silsilah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam
Namanya Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma'ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim.
Diantara nama-nama tersebut banyak yang kata sifat, bukan kata benda. Berikut ini adalah informasi yang terdapat pada halaman 104-105, Jilid 15, Bihar Al-Anwar-nya Al-Majlisi:
Nama sejati Hasyim adalah Amr bin Abdu Manaf. Dia dipanggil Hasyim karena dia membeli roti kering ke Syria untuk dibuat saus untuk memberi makan orang-orang yang kelaparan dimasa paceklik. Nama sejati Abdu Manaf adalah al-Mughirah bin Qushai. Dia diberi julukan "Abdu Manaf" karena kedudukannya yang terhormat di tengah masyarakat.
 Nama sejati Qushai adalah Zaid. Dia mendapat sebutan "Qushai" karena untuk beberapa lama dia tinggal bersama suku Azd. Dia juga mendapat sebutan "al-Mujammi" karena menyatukan berbagai marga, termasuk didalamnya Quraisy, setelah terserak di daerah-daerah bergunung dan lembah-lembah, dengan menyediakan permukiman permanen bagi meraka. Nama sejati Quraisy adalah Nadhar. Nadhar juga merupakan sebuah kata sifat yang artinya : yang paling dipandang oleh Allah, yang dipilih-Nya untuk melaksanakan maksud-Nya. Dia adalah putra Khazimah. "Khazimah" adalah sebuah kata sifat yang artinya : Dia disebut demikian karena, menurut keyakinan kaumnya. Allah Ta'ala telah meletakkan pada dirinya nur leluhurnya. Dia adalah ayah Mudrikah. Dinamakan "Mudrikah" karena kaumnya, dizamannya berhasil mencapai kedudukan yang terhormat. Ayahnya dipanggil "Thabikhah" karena suka memasakkan hasil buruan ayahnya. Dia adalah putra Nabi Ilyas. Disebut "Ilyas" karena dia lahir setelah ibunya putus asa untuk bisa memiliki anak lelaki. Dia adalah putra Mudhar. Dinamakan "Mudhar" karena dia menawan hati orang; orang kalau melihatnya, pasti suka kepadanya. Dia adalah ayah Nazar. Nama sejati Nazar adalah Amr. Dia mendapat sebutan "Nazar" karena Ma'ad menyaksikan cahaya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam di wajahnya, karena itu dia melakukan korban besar untuk Allah Ta'ala sebagai tanda syukur. Katanya kepada putranya, "Aku rasa korban seperti ini belumlah cukup besar; melainkan sangat kecil (nazar)." Sebagian orang berpendapat bahwa nama itu bukan nama Arab. Ma'ad, ayahnya mendapat sebutan demikian karena dia suka mengadakan penyerangan kepada orang-orang Yahudi, dan selalu berhasil mengalahkan mereka. Nama ayahnya adalah Adnan. Dia dipanggil "Adnan" karena semua pandangan kaum kerabatnya tertuju kepadanya.
Sebuah hadis menyebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Jika silsilahku sampai ke Adnan, maka berhentilah," Karena itu kita sampai disini saja. Kenapa Nabi berkata demikian, itu karena terjadi perselisihan sengit di kalangan ahli silsilah berkenaan dengan leluhur Muhammad  Shalallahu 'Alaihi Wassalam sebelum Adnan.

Apa Makna "Muhammad"?

Jabir bin Abdullah al-Anshari, seorang ahli hadis besar, mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda," Lebih daripada yang lain, aku ini terlihat seperti Adam, sedangkan Ibrahim, lebih daripada yang lain, tampak seperti aku, sikapnya terhadap orang sama seperti sikapku. Allah, dari Arsy-Nya, memberiku sepuluh nama dan menyampaikan kabar gembira tentang kedatanganku kepada setiap rasul yang diutus-Nya.
Dalam Taurat dan Alkitab, Dia menyebutkan namaku dan mengajari aku berbicara yang bagus lagi menarik. Dia membesarkan aku di langit-Nya, dan menamaiku dengan nama yang diambil dari salah satu Nama-Nya sendiri. Dia menyebutku 'Muhammad,' Sementara Dia sendiri adalah 'Mahmud". Dan benihku disarikan-Nya dari sebaik-baik umatku, dan dalam Taurat menyebutku 'Ahid,' karena melalui tauhid Dia mengharamkan raga umatku untuk disentuh api neraka. Dalam Alkitab, Dia menyebutku 'Ahmad," karena akulah yang lebih dipuji oleh penghuni langit (ketimbang penghuni bumi). Dia jadikan umatku hamidin (orang-orang yang memanjatkan pujian untukku). Dalam Mazbur (Kitab Zabur), Dia menyebutku 'Mahi', karena melalui aku Allah Ta'ala melenyapkan penyembahan berhala. Dan dalam Al-Qur'an, Dia menamakanku "Muhammad", karena pada Hari Pengadilan, masa ketika keputusan akan dikeluarkan, semuanya memanjatkan pujian untukku, dan selain aku tak ada lagi yang akan menerima pujian semacam itu. Pada Hari Kebangkitan Dia akan memanggilku dengan nama "Hasyir" karena seluruh manusia akan dihimpun dari bawah kakiku. Dan pada Hari berdiri Dia akan memanggilku dengan nama 'al-Mauqif," karena aku akan membuat semua manusia berdiri karena aku adalah nabi-Nya yang terakhir; setelah aku tidak ada nabi lagi. Dan Dia menjadikan aku rasul yang membawa rahmat dan tobat, Imam bagi semua imam salat, karena akulah yang mengimami semua nabi dalam salat berjamah. Akua juga adalah al Qayyim, al-Kamil, dan Al-Jami.'