Keselamatan, 'Uzlah, Ibadah, Berpikir

Keselamatan

Carilah keselamatan! Semoga orang yang mencarinya menemukannya. Tentu lebih mengherankan jika orang lebih memilih mencari musibah. Di zaman sekarang ini, keselamatan benar-benar merupakan kemuliaan. Keselamatan terdapat dalam khumul (menyembunyikan diri dan tidak memilih menjadi orang yang dikenal, padahal ia orang yang sangat alim dan cakap. Orang yang khumul tetap hidup di masyarakat ramai, tetapi ia menyamarkan penampilannya supata tidak dikenal orang. Jika keselamatan dalam khumul, maka 'uzlah (mengasingkan diri di tempat yang sepi) adalah pilihannya, dan 'uzlah memang tidak seperti khumul. Jika tidak bisa 'uzlah, maka diam bisa jadi gantinya. Diam memang tidak sama dengan 'uzlah. Jika diam tidak memungkinkan, maka bicaralah yang bermanfaat dan tidak membahayakan, dan memang berbicara yang bermanfaat tidak seperti diam.

Jika benar-benar menginginkan keselamatan, maka jangan mempertentangkan sesuatu yang berlawanan atau menciptakan persaingan di antara berbagai pola yang berbeda-beda. Jika ada orang mengatakan. "sayalah", maka jawablah. 'Ya kamu." Jika ia mengatakan, 'milik saya', maka Jawablah, "ya milikmu." Keselamatan ada dalam hilangnya popularitas, hilangnya popularitas terdapat dalam hilangnya kehendak, dan hilangnya kehendak ada dalam meninggalkan sikap yang mengaku-ngaku berilmu atau berkuasa. Ia hanya mengutamakan Allah.

'Uzlah

Orang 'uzlah membutuhkan spuluh hal, yaitu: mengetahui yang hak dan yang batil, zuhud dan memilih kesulitan, melakukan khalwah dan mencari selamat, memperhatikan akibat, memandang orang lain lebih utama daripada dirinya, menyingkirkan keburukan dirinya dari manusia, tidak malas bekerja, tidak heran atas apa yang dimilikinya, rumahnya sepi dari sesuatu yang berlebih-lebihan (bagi murid dibolehkan memiliki jatah lebih untuk satu hari, sedangkan bagi orang ma'rifat hanya dibolehkan memiliki jatah yang pas), dan memutuskan apa saja yang dapat memutuskan hubungan dengan Allah.

Rasulullah saw. berkata kepada Hudzaifah bin Al Yaman, "Jadikanlah rumahmu tertutup." Isa bin Maryam as. Berkata, "Kuasailah lidahmu, luaskan rumahmu, dan tempatkan dirimu di tempat singa yang buas dan api yang membakar. Manusia adalah daun bila tanpa duri, maka ia menjadi duri dengan tanpa daun. Manusia adalah obat bagi orang yang mencari kesembuhan, lalu mereka jadi penyakit yang tidak ada obatnya."

Dawud Al Tha'i pernah ditanya, "Mengapa kamu tidak bergaul dengan manusia?" Ia menjawab," Bagaiama saya bergaul dengan orang yang akan mengikuti aib-aib saya yang besar. Tidak ada makhluk yang mengetahuinya, baik yang kecil maupun yang hina. Barangsiapa bermanis-manis dengan Allah, maka ia kasar kepada selainNya." Al Fudlai berkata, "JIka kamu mampu menempati suatu tempat yang tidak kamu kenal atau tidak mengenalmu, maka lakukan. "Sulaiman berkat, "Keinginanku pada dunia adalah memakai mantel kumal, tinggal disuatu perkampungan yang tidak seorang pun mengenal saya, dan tidak mempunyai persediaan makan pagi dan makan sore, Rasulullah saw. bersabda 

"Akan datang suatu zaman yang ketika itu orang berpegangan agamanya seperti orang yang menggengam sebutir batu yang membara, dan baginya satu pahala [sebanding dengan] 50 pahala sekalian."

'Uzlah bisa menjaga tubuh, mengosongkan hati, tidak tergoda dengan hak makhluk, menutup pintu dunia, menghancurkan senjata setan, dan memakmurkan yang zahir dan yang batin.

Ibadah

Penuhilah kewajiban! Jika kamu berhasil memenuhi kewajibanmu, maka engkau adalah engkau. Tambahilah ibada sunah untuk menjaga ibadah wajib. Setiap kali ibadah bertambah, tambah pula rasa syukur dan khauf. Yahya bin Mu'adz berkata, "Saya heran terhadap orang orang yang mencari keutamaan, tapi meninggalkan kewajiban. Jika seseorang yang punya hutang, maka apa yang menjadi milikinya menjadai hak pemilik tagihan."

Abu Bakar Al Warraq berkata, "Pada masa ini dermakanlah empat hal untuk empat hal: keutamaan didermakan pada kewajiban, yang zahir didermakan pada yang batin, akhlak didermakan kepada nafsu, dan bicara didermakan perbuatan."

Berpikir

Berpikirlah! Allah swt. berfirman [yang artinya]: "Bukankah telah datang kepada manusia satu waktu dan masa, sedangkan ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut. (QS. Al Dahr:1) Renungkan bagaimana keadaanmu. Ambil pelajaran atas dunia yang telah lewat, apakah masih ada yang tersisa. Kalau sekarang ada yang tersisa, itu pun sama dengan yang telah berlalu, yaitu sama-sama dari air dicipta dengan air.

Rasulullah saw. bersabda, "Di dunia ini tidak ada yang tersisa kecuali balak dan fitnah." Nabi Nuh as. pernah ditanya. "Bagaimana kamu menemukan dunia, hai Nabi yang umumnya paling panjang?" Ia menjawab, "Saya menemukan dua pintu. Saya masuk dari pintu yang satu dan keluar dari pintu yang lain." Berpikir adalah pangkail kebaikan. Ia merupakan cermin yang dapat memperlihatkan kebaikan dan keburukanmu.

Dalam kitab Dalil Al Thalib   ila Nihayah Al Mathalib, Syekh bin 'Ali bin Al Sakin berkata," Seorang pencari yang bersungguh-sungguh jika ingin mengenakan pakaian khirqah (baju sufi yang terbuat dari kain wool), maka wajib baginya melepaskan pakaian yang dipakai sehari-hari. Jika sudah mengenakan pakaian khirqah, ia harus selalu menjaga dirinya dan terus menerus memperbaiki diri." Dikatakan pula bahwa yang pertama kali memakai pakaian sufi atau khirqah adalah Adam as. dan Hawwa'. Nabi kita, Muhammad saw., yang merupakan seorang nabi yang paling mulia pakaian yang biasa dipakai adalah pakaian kumal yang harganya tidak lebih dari lima dirham. Karena itu, tidak boleh berpakaian sufi kecuali orang yang sudah bersih dari kotaran jiwa."

Hasan Al Basri berkata, "Telah sampai kepadaku suatu riwayat bahwa Nabi saw. bersabda, "Janganlah kalian berpakaian wool (khirqah) kecuali hati kalian bersih." Sesungguhnya orang yang telah berpakaian wool, tetapi masih berkhianat dan menipu, maka Tuhan Maha Raja Yang menguasai langit membencinya. Jika sudah berpakaian wool atau sufi, wajib baginya melaksanakan tugas-tugas yang maknanya tersimpan dalam huruf-hurufnya, yaitu tiga huruf (huruf shad, wawu, dan fa' yang kemudian membentuk kata shauf, yakni wool). Tugas-tugas yang terkandung dalam huruf shad adalah kebenaran, kejernihan, pemeliharaan, kesabaran, dan kebaikan. Tugas-tugas yang tersimpan dalam huruf wawu adalah sampai kepada Allah, menepati, dan menemukan. Tugas-tugas yang tersirat dalam huruf fa' adalah kegembiraan dan kesedihan.

Jika pakaian sufi yang dikenakan adalah jenis muraqi' (pakaian tambal-tambalan), maka wajib baginya melaksanakan tugas-tugas yang tersirat dalam empat huruf muraqi, yaitu huruf mim adalah ma'rifah, mujahadah, dan mudzillah (tawadlu', rendah hati, dan sangat sederhana). Tugas-tugas yang terkandung dalam huruf ra' adalah rahmah (kasih sayang), ra'fah (belas kasihan), riyadhah (prihatin), dan rahah (lapang dada). Tugas-tugas yang tersimpan dalam huruf  'ain adalah berilmu, beramal, rindu dan beribadah. Nabi saw. pernah memerintahkan memakai pakaian muraqi' ketika berkata kepada 'Aisyah ra [yang artinya]: "JIka batinmu [ingin] bertemu denganku, maka wajib atasmu duduk bersama kematian dan jangan mengganti pakaian sampai robek-rebek."