SERUAN RUH SETELAH KELUAR DARI BADAN
Dalam suatu hadits diterangkan, dari Aisyah ra. beliau berkata: "Aku sedang duduk dengan bersila di dalam rumah, pada waktu itu Rasulullah SAW. masuk, kemudian memberi salam kepadaku, dan aku hendak berdiri untuk menjawab salam beliau sebagaimana kebiasaanku setiap kali beliau masuk rumah. Kemudian beliau bersabda : "Duduklah kamu di tempat dudukmu, tidak ada buatmu untuk berdiri, wahai ummul mu'minin". Lalu Aisyah melanjutkan ceritanya, maka duduklah Rasulullah SAW. dan meletakkan kepalanya di atas pangkuanku, hingga beliau tertidur berbaring. Dengan tidak sengaja aku mencari uban di jenggot beliau dan aku mendapatkan sebelas uban yang sudah putih, seraya aku berfikir dalam benakku, "Sesungguhnya dia akan wafat sebelum aku.
Kalau demikian halnya, maka tinggallah umat ini tanpa seorang Nabi". Kemudian aku menangis hingga air mata ini mengalir di pipiku dan menetes di wajah Rasulullah, maka terbangunlah beliau dari tidurnya dan bersabda : "Apa gerangan yang menyebabkanmu menangis, wahai ummul mu'minin?" Kemudian aku menceritakan itu kepada beliau, lantas beliau bertanya: "Keadaan apa yang sangat menyusahkan mayit?" Aku berkata : "Katakanlah ya Rasulullah". Beliau bersabda : "Kau dulu yang mengatakan". Maka aku menjawab : "Tidak ada keadaan yang lebih menyusahkan atas diri mayit kecuali pada waktu keluar dari rumahnya". Sedang anak-anaknya berduka cita di belakangnya, seraya mengatakan : Aduh ... bapakku, aduh ... ibuku dan berkata pula orang tua: Aduh... anakku.
Kemudian Rasulullah bersabda: "Ini adalah pedih dan apabila yang lebih pedih dari itu?" Aku menjawab : "Tidak ada suatu keadaan yang lebih pedih atas diri mayit kecuali waktu diletakkan di liang lahat, ditimbun tanah, kemudian pulanglah semua sanak kerabatnya, anak-anaknya dan juga kekasihnya. Dan mereka serahkan mayit tersebut kepada Allah SWT. beserta amal perbuatannya lalu datang kepadanya Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir". Kemudian Rasulullah bersabda : "apalagi yang lebih pedih dari pada itu?" Aku menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengerti". Maka Rasulullah bersabda : "Wahai Aisyah. sesungguhnya kepedihan yang sangat atas diri mayit adalah ketika orang-orang yang memandikan sudah masuk ke rumah hendak memandikannya.
Lalu mereka lepas cincin mayit muda dari jari-jarinya, mereka melepas baju pengantin dari badannya dan melepaskan serban-serban para guru dan ahli fiqih dari kepalanya untuk segera dimandikan. Maka disaat melihat mayit dalam keadaan telanjang itulah ruh berseru dengan suara yang bisa didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Lalu ruh itu berkata: "Wahai orang-orang yang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu, agar kamu lepaskan pakaian-pakaianku ini dengan lemah lembut karena sesungguhnya waktu ini aku telah istirahat akibat kesakitan pencabutan oleh Malaikat Izrail".
Dan ketika air disiramkan kepadanya, dia berseru : "Demi Allah, orang-orang yang memandikan, jangan kau siramkan airmu yang panas, jangan pula kaujadikan air itu terlalu panas, dan tidak pula terlalu dingin, karena tubuhku telah terbakar dari pencabutan ruh". Dan ketika mereka memandikan mayit, maka berkatalah ruh : "Demi Allah, wahai orang-orang yang memandikan, janganlah kau pegang kuat-kuat, karena tubuhku sangat terluka lantaran pencabutan ruh". Dan apabila telah selesai dimandikan kemudian diletakkan dalam kain kafan dan diikat di arah kedua kakinya, maka ruh itu berserah : "Wahai orang-orang yang memandikan, janganlah kau ikat kain kafan kepalaku sehingga aku dapat melihat istriku, anak-anakku dan kerabat-kerabatku. Karena inilah saat terakhir aku melihat mereka. Aku berpisah dengan mereka dan tiada pernah melihat mereka hingga datang hari kiamat".
Ketika mayit dikeluarkan dari rumahnya, maka mayit itu berseru : "Demi Allah, wahai jamaah pengantarku, janganlah kau segerakan aku hingga aku berpamitan dengan rumahku, keluargaku, sanak kerabatku dan hartaku". Lalu berseru pula : "Wahai jama'ah pengantarku, kutinggalkan istriku dalam keadaan janda, maka janganlah kalian menyakitinya, dan kutinggalkan anak-anakku dalam keadaan yatim, maka janganlah kalian menyakiti mereka, karena sesungguhnya pada hari ini aku dikeluarkan dari rumahku dan aku tidak akan kembali kepada mereka untuk selama-lamanya". Dan ketika mayit itu diletakkan di atas keranda, maka mh itu berseru : "Demi Allah, Wahai jama'ah pengantarku, janganlah kalian segerakan aku hingga aku mendengar suara istriku, anak-anakku, serta sanak-kerabatku, karena pada hari ini, aku akan berpisah dengan mereka sampai hari kiamat".
Dan ketika mayit dipikul di atas keranda dan orang-orang yang mengantarkan sudah berjalan dengan tiga kali langkah, maka berserulah ruh itu: "Wahai kekasih-kekasihku, teman-temanku dan anak-anakku, janganlah kamu tertipu oleh dunia sebagaimana aku tertipu olehnya, dan janganlah kamu mempermainkan zaman sebagaimana dia telah mempermainkan aku. Maka ambillah aku sebagai contoh olehmu. Sesungguhnya telah aku kumpulkan harta untuk semua ahli warisku, sedangkan mereka tidak mau sedikitpun menanggung semua dosa dan kesalahan-kesalahanku. Dan di atas dunia Allah SWT menghisab kepadaku, sedangkan kamu semua bersenang-senang dengan dunia dan kamu tidak pernah mendo'akanku, ketika kamu menshalati atas jenazah".
Dan ketika sebagian keluarganya dan sahabat-sahabatnya telah kembali dari tempat shalat, maka berserulah ruh itu : "Demi Allah, wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku telah mengetahui, bahwa mayit itu lupa di waktu hidupnya, dan tetapi kamu jangan lupa kepadaku dengan kecepatan ini sebelum kalian kuburkan aku hingga kalian melihat pada tempatku. Wahai saudara-saudaraku sesungguhnya aku mengetahui, bahwa wajah mayit itu lebih dingin dari pada air yang dingin di dalam hatinya orang yang hidup, tetapi janganlah kamu kembali dengan secepat ini”. Dan ketika mayit itu diletakkan di dekat tanah kuburnya, maka berserulah mayit itu : "Demi Allah, wahai saudara-saudaraku sesungguhnya aku telah berdo'a untukmu, tetapi kamu tidak mau mendo'akan kepadaku".
Dan ketika mayit diletakkan di dalam liang lahat, maka berserulah mayit itu : "Demi Allah, wahai ahli warisku, tidaklah aku mengumpulkan harta yang banyak kecuali aku tinggalkan untuk kalian. Maka ingatlah kepadaku dengan memperbanyak amal kebaikan, karena Al-Qur’an telah mengajari kalian berbagai sopan santun dan janganlah kalian lupa mendoakanku".
Dan atas dasar ini, ada sebuah cerita dari Abi Qilabah ra. dan cerita itu menerangkan, bahwasannya Abi Qilabah bermimpi di dalam tidurnya, ada suatu kejadian yang seolah-olah pekuburan itu telah pecah dan mayit-mayitnya sama keluar dari kuburnya, lalu mayit-mayit itu duduk di tepi kuburan, sedang dihadapan mereka masing-masing terdapat talam dari cahaya,d an Abi Qilabah melihat bahwa salah satu di antara ahli kubur itu terdapat seorang yang tiada cahaya sedikitpun dimukanya. Lalu dia bertanya kepadanya: "Apa sebabnya di wajahmu tidak terlihat secercah cahaya pun?"
maka mayat tersebut menjawab : "Sesungguhnya mereka itu mempunyai anak dan beberapa teman yang menghadiahkan kepadanya, mereka sama bersedekah di dunia untuk ditujukan kepada mereka yang mati dan nur inilah hasil dari apa yang mereka hadiahkan kepada mereka yang mati. Sedangkan aku mempunyai anak yang tidak shalih serta tidak pernah mendoakanku dan tidak pernah berhadapan untuk diriku, maka dari itu tidak secercahpun cahaya yang aku miliki, hingga aku merasa malu kepada tetanggaku". Ketika Abi Qilabah terbangun maka dia memanggil anak dari mayit yang diimpikan tersebut dan menceritakan kepadanya tentang apa yang dilihatnya dalam mimpi. Maka anak tersebut berkata : "Aku bertaubat dihadapanmu dan tidaklah aku akan mengulangi terhadap perbuatanku yang lalu untuk selama-lamanya". Maka anak tersebut mulai menyibukkan diri dengan suatu ketaatan, do'a dan bershadaqah demi ayahnya. Dan ketika selang beberapa waktu Abi Qilabah melihat pekuburan itu yang kedua kalinya dalam mimpinya, maka terlihat olehnya cahaya di muka mayit tersebut yang lebih terang dari cahaya matahari dan lebih banyak dari cahaya para tetangga-tetangganya, seraya mayit tersebut berkata: "Wahai Abi Qilabah, mudah-mudahan Allah SWT. membalas kebaikan bagimu karena aku telah selamat dari rasa malu diantara tetangga-tetanggaku".
Dalam hadits lain diceritakan, sesungguhnya Malaikat Izrail itu masuk pada seorang laki-laki di negeri Iskandaria, kemudian laki-laki itu bertanya: "Siapa kamu?" Malaikat Izrail menjawab: "Saya adalah Malaikat Izrail”. Maka bergetarlah tulang-tulang laki-laki tersebut. Maka Malaikat Maut bertanya kepada laki-laki itu : "Apa yang kau lihat pada dirimu ini?". Laki-laki tersebut menjawab: "karena merasa takutdari api neraka". Kemudian Malaikat Izrail berkata pada laki-laki itu : ' Aku tuliskan untukmu sebuah kalam yang bisa menyelamatkanmu dari api neraka". Laki-laki tersebut menjawab: "Ya, lalu Malaikat Izrail meminta selembar kertas dan ditulisnya sebuah lafadh :
Bismillahirrahmanirrahiim
Seraya berkata :
"kalimat ini bisa membebaskanku dari api neraka.
Ada seorang arif yang mengatakan : "Dalam kalimat terdapat nama dzat yang sangat terkasih, lalu bagaimana untuk mengerti nama tersebut? : "Kemudian orang yang membaca Basmalah tersebut berkata: "Semua orang berkata bahwa dunia ini beserta malaikat mautnya tidak bisa menyamai sedikitpun (pada bobot Basmalah). Dan aku berkata : Sesungguhnya dunia tanpa Malaikat Izrail, tidak bisa menyamai sedikitpun, karena sesungguhnya Malaikat Izrail itu menyampaikan kekasih kepada yang dikasihi.