Jangan berputus asa dalam berdakwah

TAUSIYAH





Segala puji kami panjatkan ke Hadirat Allah Swt. Serta memohon shalawat dan salam ke atas Rasul-Nya yang mulia, para sahabat dan para pengikutnya yang mempertahankan perjuangan agama yang benar.



“Ya Allah, bukalah hikmah-Mu padaku, bentanglah rahmat-Mu padaku dan ingatlah aku terhadap apa yang aku lupakan, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemurahan
Sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini akan senantiasa diuji oleh Allah SWT. Ujian bisa berupa kesenangan atau musibah. Karena Allah SWT akan melihat siapa yang benar-benar beriman kepadaNya dan siapa yang dusta. Jangankan kita manusia biasa sampai para Nabipun diuji oleh Allah dalam kehidupan mereka, seperti kisah Nabi Yunus as yang mana beliau dalam mengajak kaumnya untuk taat kepada Allah namun diantara kaumnya tidak ada yang mau taat, yang akhirnya ia mengasingkan diri dari kaumnya sampai ketepi laut, tapi tetap dihujat kaumnya akhirnya  menaiki sebuah kapal dalam perjalanan badai dan ombak semakin besar  yang akhirnya dalam musyawarah salah seorang penumpang kapal harus dibuang maka diadakan undian, setelah selama diadakan undian sebanyak tiga kali ternyata Nabi Yunus yang harus dibuang kelaut, kemudian setelah masuk dalam laut beliau ditelan oleh seekor ikan Nun. Kemudian selama 40 hari 40 malam Nabi Yunus berada dalam perut ikan, disaat itulah Dia berzikir dan mohon ampun kepada Allah, lapaz Zikirnya ; “Laaillaha illa anta Subhanaka Inni Kuntuminadzolimin” asbab itu akhirnya Nabi Yunus dibawa oleh ikan pinggir pantai kemudian dikeluarkan atau dimuntahkan kepinggir pantai, kemudian terdamparlah Nabi Yunus akhirnya dia terbangun dan sadar dan melihat seperti gumpalan awan hitam yang ternyata semua kaumnya mendatanginya sudah taat kepada Allah SWT.

Dari kisah ini yang dapat kita jadikan pembelajaran, kita janganlah kita menghindar dan berputus asa dalam usaha dakwah. Karena kita semua berdosa dan bersalah dihadapan Allah tetapi Allah adalah dzat yang maha pengampun dan maha penerima taubat. Nabi  Muhammad SAW bersabda ; “Kullu bani adam khotoun wa khoirul khotoina attawabun” : setiap anak adam pasti berdosa atau bersalah dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang mau bertobat.

Kemudian dalam kisah Nabi Ibrahim as diceritakan bagaimana beliau dalam mempertahankan keyainannya kepada Allah ia harus dibakar api oleh seorang Raja yang dzolim yang bernama Namrud, dalam kisah ini Nabi Ibrahim pada saat dilontarkan kedalam tumpukan api yang sudah menyala datang malaikat Zibril as menghampirinya dan berkata, “wahai Ibrahim aku datang” kemudian Nabi Ibrahim  bertanya kepada  Malaikat Zibril “Engkau datang untuk apa” Malaikat Zibril menjawab, “Aku datang untuk membantumu, agar tidak terbakar oleh api”, kemudian Nabi Ibrahim bertanya, “Engkau datang atas perintah siapa”, “Atas inisiatip kami, wahai Ibrahim” kemudian Nabi Ibrahim berkata kepada Malaikat Zibril “saya hanya berhajat kepada pertolongan Allah dengan mengucapkan “Hasbiallah wa Nikmal wakil nimal maula wa nimannasir” Cukuplah Allah sebagai penolongku, Dialah sebaik-baik wakil dan sebaik-baik penolong. Karena keyakinan Nabi Ibrahim yang sempurna kepada Allah, maka Allah berfirman “Ya Naaru kunii bardan wasallaman alla ibrahim” Wahai api jadilah kamu dingin dan mensejahterakan kepada Ibrahim. Apa yang dapat kita tarik sebagai pembelajaran, mari kita menyempurnakan yakin kepada Allah, insyaallah kita akan dapat pertolongan kepada Allah.

Bila kita melihat hadist sohih Rasulullah SAW : “Matta Annas Yaisuhum” Manusia itu mati karena kebiasaannya. Allah berfirman “Innallaha laa yughoyiru maa bikoumin hatta yughoyiru maa bianfusihim” yang artinya sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan satu kaum sebelum kaum itu berusaha untuk merubah keadaan mereka sendiri. Dalam menjelaskan ayat ini Nabi bersabda yang artinya : “Barang siapa yang hari ini sama dengan kemaren maka ia menjadi orang yang merugi, barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka ia menjadi orang yang beruntung, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka ia menjadi orang yang celaka. Hal ini apa yang menjadi instropeksi diri kita adalah amal ibadah kita. Maka untuk meningkatkan kualitas amal-amal sholeh kita haruslah kita mulai dari diri kita sendiri dan keluarga kita, sebagaimana firman Allah “Yaa Ayuhalladina amanu quu anfusakum wa ahlikum naaro” yang artinya wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan ahli keluargamu dari api neraka.

Dan bagaimana cara yang paling mudah untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kita kepada Allah adalah dengan jalan mendirikan sholat dengan benar, karena jihad yang paling mulia disisi Allah adalah sholat  fardu diawal waktu berjamaah di mesjid, karena sholat yang benar akan menjadi sebab kita tercegah dari perbuatan keji dan munkar sebagaimana firman Allah “Aqimis sholah inna sholata tanha anilfahsai wal munkar”

TAMBAHAN




Dikutip dari Caramah : Bapak H. John Hendri