Ya Allah
Tiga hal mencegahku
Dan satu hal mendesakku untuk memohon pada-Mu
Tak sanggup kusampaikan doa,
Karena seringnya aku melalaikan perintah-Mu
Karena cepatnya aku melakukan larangan-Mu
Karena kurangnya aku mensyukuri nikmat-Mu
Namun kuberanikan diriku bermohon kepada-Mu, Karena (aku tahu) Engkau amat Pemurah kepada mereka yang menghadap-Mu dan menemui-Mu dengan penuh harapan
semua kebaikan-Mu karunia, semua nikmat-Mu anugerah.
Inilah aku, Ya Ilahi
bersimpuh di pintu keagungan-Mu
bergetar berserah diri pada-Mu
kusampaikan pada-Mu, betapa pun besar rasa maluku permohonan hamba yang papa jelata.
Tak pernah kuakui anugerah-Mu
Kecuali dengan menghindari maksiat pada-Mu
Padahal setiap saat aku dilimpahi karunia-Mu.
Ya Ilahi, masihkah berguna bagiku pengakuan dosa yang kulakukan?
Dapatkah menolongku pengakuan nista yang ku kerjakan?
Apakah saat ini engkau telah menjatuhkan murka-Mu?
Apakah kini, pada saat aku berdoa, Engkau telah menetapkan kemarahan-Mu?
Wahai Yang Mahasuci (apa pun yang terjadi), aku tak akan berputus asa terhadap-Mu
Bukankah Engkau telah membukakan bagiku pintu ampunan-Mu?
Bahkan ingin kusampaikan ucapan hamba yang hina, yang meremehkan kebesaran Tuhannya yang dosa-dosanya makin membesar bersama hari-hari hidupnya.
Sehingga sampailah saat ketika kesempatan berbuat telah terlambat dan maut telah menjemput.
Yakinlah ia tiada tempat lari dan berlindung kecuali pada naungan-Mu.
Datanglah ia menghadap-Mu dengan ketulusan tobatnya bersimpuh di hadapan-Mu dengan hati yang bersih suci menyeru-Mu dengan suara parau dan gemetar Ia menunduk di depanmu.
Sampai melengkong punggungnya, menunduk di depan-Mu sampai rebah kepalanya
kakinya berguncang karena takutnya kepada-Mu
air matanya deras membasahi pipinya.
Seraya memanggil-Mu : Ya Arhamar-Rahimin.
Tiga hal mencegahku
Dan satu hal mendesakku untuk memohon pada-Mu
Tak sanggup kusampaikan doa,
Karena seringnya aku melalaikan perintah-Mu
Karena cepatnya aku melakukan larangan-Mu
Karena kurangnya aku mensyukuri nikmat-Mu
Namun kuberanikan diriku bermohon kepada-Mu, Karena (aku tahu) Engkau amat Pemurah kepada mereka yang menghadap-Mu dan menemui-Mu dengan penuh harapan
semua kebaikan-Mu karunia, semua nikmat-Mu anugerah.
Inilah aku, Ya Ilahi
bersimpuh di pintu keagungan-Mu
bergetar berserah diri pada-Mu
kusampaikan pada-Mu, betapa pun besar rasa maluku permohonan hamba yang papa jelata.
Tak pernah kuakui anugerah-Mu
Kecuali dengan menghindari maksiat pada-Mu
Padahal setiap saat aku dilimpahi karunia-Mu.
Ya Ilahi, masihkah berguna bagiku pengakuan dosa yang kulakukan?
Dapatkah menolongku pengakuan nista yang ku kerjakan?
Apakah saat ini engkau telah menjatuhkan murka-Mu?
Apakah kini, pada saat aku berdoa, Engkau telah menetapkan kemarahan-Mu?
Wahai Yang Mahasuci (apa pun yang terjadi), aku tak akan berputus asa terhadap-Mu
Bukankah Engkau telah membukakan bagiku pintu ampunan-Mu?
Bahkan ingin kusampaikan ucapan hamba yang hina, yang meremehkan kebesaran Tuhannya yang dosa-dosanya makin membesar bersama hari-hari hidupnya.
Sehingga sampailah saat ketika kesempatan berbuat telah terlambat dan maut telah menjemput.
Yakinlah ia tiada tempat lari dan berlindung kecuali pada naungan-Mu.
Datanglah ia menghadap-Mu dengan ketulusan tobatnya bersimpuh di hadapan-Mu dengan hati yang bersih suci menyeru-Mu dengan suara parau dan gemetar Ia menunduk di depanmu.
Sampai melengkong punggungnya, menunduk di depan-Mu sampai rebah kepalanya
kakinya berguncang karena takutnya kepada-Mu
air matanya deras membasahi pipinya.
Seraya memanggil-Mu : Ya Arhamar-Rahimin.