Hamba yang beriman kepada Allah dan memasrahkan segala
urusannya kepada-Nya akan diberi kemudahan oleh Allah. Ia berkeyakinan teguh
bahwa apa pun yang datang kepadanya akan sampai kepadanya, dan apa pun yang
tidak mencapainya, tidak akan datang kepadanya, dan bahwa:
Artinya:
"Barangsiapa patuh kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan
kepadanya jalan keluar dan rezeki yang tak disangka-sangkanya, dan barang siapa
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya."
(Q.S. Ath-Thalaq [65]: 2-3)
Ia berkata begini kala ia
berada dalam kemudahan dan kesenangan. Lalu Allah mengujinya dengan musibah dan
kemiskinan, kemudian ia berdoa dengan penuh kerendahdirian; tetapi Dia tak
mengabulkannya. Di sinilah sabda Nabi SAW., "Kemiskinan mendekatkan
kepada kekafiran," berlaku. Allah SWT. pun bermurah kepadanya. Dia
sirnakan dari segala yang merundungnya, terus memberinya kesenangan,
kelimpah-ruahan, dan daya untuk bersyukur, serta memuji Allah, hingga ia
menghadap-Nya. Apabila Allah ingin mengujinya, Dia kekalkan musibah padanya dan
memutuskan pertolongan iman. Kemudian ia menunjukkan kekafiran dan menyalahkan
serta menuduh Allah dan meragukan janji-Nya sehingga ia mati dalam keadaan tak
beriman kepada Allah, mengingkari ayat-ayat-Nya dan merasa marah kepada
Tuhannya. Mengenai orang semacam ini, Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Sesungguhnya orang yang
paling sengsara pada Hari Kebangkitan ialah orang yang telah diberi
kemiskinan oleh Allah dalam kehidupan ini, dan disiksa di akhirat. Kami
berlindung kepada Allah dari hal semacam itu."
Kemiskinan yang
diperbincangkan ini ialah kemiskinan yang membuat manusia lupa kepada Allah.
Orang yang hendak dipilih Allah, yang telah dijadikan pilihan-Nya dan
pengganti para nabi-Nya, dan yang telah dijadikan sebagai penghulu para
wali-Nya, manusia agung dan berilmu, perantara dan pembimbing ke arah Tuhan,
akan dianugerahkan limpahan kesabaran, kepatuhan, dan keterleburan dalam
kehendak-Nya. Kemudian Dia karuniakan kepadanya limpahan rahmat-Nya sepanjang
siang dan malam, sendiri ataupun bersama, kadang tampak, kadang tidak tampak,
dan menyertai inilah berbagai kelembutan, hingga akhir hayatnya.