Rasulullah Sebagai Gudang Segala Ilmu
" ... Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan, adalah karunia Allah sangatlah besar atasmu." (an-Nisaa': 113)
Allah dengan jelas menegaskan dalam Al-Qur'an tentang kepiawaian Rasulullah dalam menguasali berbagai bidang ilmu pengetahuan. Keluasan dan kejeniusan beliau mendapat acungan jempol oleh para ilmuwan dan berbagai disiplin ilmu di zaman sekarang. Bahkan, akan tetap dikagumi oleh generasi penerus pada abad-abad yang akan datang.
Oleh sebab itulah, beliau dikategorikan sebagai orang nomor satu di dunia ini. Di samping itu, beliau adalah orang yang paling tajam nalurinya di antara semua hamba Allah yang hidup di muka bumi ini. Beliau juga yang paling dekat dengan Allah, paling kuat iman dan rasa pengabdiannya terhadap Sang Khaliq. Dalam segala hal, tidak ada orang yang dapat menyamai beliau. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan, Rasulullah saw. pernah bersabda, "Yang paling takut dan takwa serta yang paling mengetahui dan mengenal Allah adalah aku sendiri."
Bagi siapa saja yang bisa mengambil inti ajaran Allah yang disampaikan melalui Rasul-Nya seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, tentu akan tampak jelas bahwa Rasulullah telah dikaruniai berbagai macam ilmu pengetahuan, baik pengetahuan Islam, agama yang beliau bawa maupun disiplin ilmu lain seperti bidang politik yang beliau kuasai dengan sempurna. Hal itu dapat dibuktikan dengan keberhasilan beliau memimpin masyarakat Madinah yang terdiri atas beberapa kelompok, tetapi mereka dapat bersatu dengan rukunnya. Itu semua.berkat upaya Rasulullah dan kedalaman ilmu tata negara yang beliau kuasai.
Dalam politik perang, ilmu yang beliau miliki tidak perlu diragukan lagi. Dalam Perang Badar, yaitu perang pertama bagi kaum muslimin yang sangat menentukan tonggak lajunya perkembangan Islam di masa yang akan datang. Bila dalam Perang Badar itu Rasulullah tidak pandai dalam mengatur strategi, entah apa yang akan terjadi dengan kaum muslimin yang pada waktu itu hanya terdiri atas 313 orang saja, sedangkan kaum musyrikin lebih dari 1000 orang. Berkat pertolongan Allah SWT, dengan bantuan 3000 malaikat maka umat Islam dimenangkan oleh Allah. Keluasan ilmu yang dimililki beliau sejalan dengan Al-Qur'an dalam surah al-Jinn sebagai berikut.
"(Dia adalah Tuh an) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, , ." (al-Jinn: 26-27)
Rasulullah bersabda, "Tak pernah aku mengalami hari seperti hari ini, tentang baik dan buruknya, telah diperlihatkan kepada surga dan neraka, maka aku melihat keduanya di balik dinding ini." Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang telah menghimpun segala jenis ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, penyalur segala macam kebenaran. Bagaikan samudera, ilmu yang ada di dalam Al-Qur'an tidak kunjung habis. Semakin digali akan semakin bertambah luas. Dan, ilmu Rasulullah meliputi seluruh isi Al-Qur'an sebagai penguat hujjah serta mukjizatnya.
Allah telah memberitahukan kepada Rasul-Nya, Muhammad, tentang ilmu-ilmu gaib, sejak awal kejadian dan permulaan mahluk hingga apa yang akan terjadi di kemudian hari. Demikian luasnya ilmu pengetahuan Rasulullah hingga soal-soal binatang dan tumbuhan serta hal-hal gaib yang sifatnya irasional, juga beliau ketahui. Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Abud Darda berkata, "Tidak ada satu pun yang ketinggalan, yang tidak diberitakan oleh Rasulullah saw. kepada kita, sampai-sampai dada seekor burung pun yang terbang di angkasa dengan kedua sayapnya, kecuali telah disebutkan kepada kita apa yang patut kita ketahui."
Cerita Rasuluilah mengenai hewan dan tumbuhan kepada Para sahabatnya menunjukkan betapa luas ilmu beliau tentang isi jagat raga ini. Sebuah riwayat yang dikisahkan oleh Bukhari dari Anas yang menyebutkan, ketika matahari mulai tergelincir, beliau keluar rumah untuk shalat zhuhur. Setelah melaksanakan shalat, beliau langsung naik ke atas mimbar dan berkhotbah mengenai hari kiamat serta ciri-ciri peristiwa menjelang kedatangannya. Beliau berkata, "Siapa yang bertanya kepadaku tentang segala macam persoalan?
Demi Allah, jika kalian bertanya kepadaku, aku akan menjelaskannya selagi aku berada di tempat ini." Tiba-tiba terdengar tangisan dari golongan Anshar. Nabi masih bertanya lagi, "Silakan kalian bertanya kepadaku." Lalu, ada seorang laki-laki berdiri dan bertanya, "Ya Rasulullah, ke mana gerangan aku akan masuk kelak? Apakah ke surga atau ke neraka?" Jawab Rasulullah, "Tempatmu kelak adalah di neraka." Lalu, ada lagi orang yang berdiri danbertanya, "Ya Rasulullah, siapakah nama ayahku?" "Ayahmu adalah Huzafah. Ayo, silakan bertanya lagi," kata beliau. Kemudian, Umar ibnul-Khaththab berdiri serta bersimpuh di hadapan Nabi seraya berkata, "Kami rela Allah sebagai Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad sebagai Rasul-Nya!" Mendengar perkataan Umar, beliau bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku di balik dinding ini, di saat aku sedang shalat. Aku tidak pernah mengalami hari seperti sekarang ini!"
Demi Allah, jika kalian bertanya kepadaku, aku akan menjelaskannya selagi aku berada di tempat ini." Tiba-tiba terdengar tangisan dari golongan Anshar. Nabi masih bertanya lagi, "Silakan kalian bertanya kepadaku." Lalu, ada seorang laki-laki berdiri dan bertanya, "Ya Rasulullah, ke mana gerangan aku akan masuk kelak? Apakah ke surga atau ke neraka?" Jawab Rasulullah, "Tempatmu kelak adalah di neraka." Lalu, ada lagi orang yang berdiri danbertanya, "Ya Rasulullah, siapakah nama ayahku?" "Ayahmu adalah Huzafah. Ayo, silakan bertanya lagi," kata beliau. Kemudian, Umar ibnul-Khaththab berdiri serta bersimpuh di hadapan Nabi seraya berkata, "Kami rela Allah sebagai Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad sebagai Rasul-Nya!" Mendengar perkataan Umar, beliau bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku di balik dinding ini, di saat aku sedang shalat. Aku tidak pernah mengalami hari seperti sekarang ini!"