Selama
engkau belum mampu lepas dari ciptaan dan memalingkan hati dari ciptaan
tersebut serta dari segala kesibukan-kesibukan hidupmu, selama itu pula, tabir
penutup dirimu tidak akan tersibakkan. Jika hawa nafsumu tidak pupus dan selama
engkau belum lepas dari keadaan 'keberasaan dunia', selama itu pula tabir
penutup tidak akan tersibakkan.
Tabir penutup dirimu akan tersibakkan jika engkau
mampu melepaskan diri dari ciptaan-ciptaan dan duniawi. Kemudian engkau lepas
dari kemaujudan dunia, lalu yang maujud dalam dirimu hanyalah kehendak Tuhanmu
saja. Dengan dirimu terisi oleh nur-Tuhanmu, tiada tempat dalam hatimu untuk segala
sesuatu yang lain, kecuali bagi Allah saja. Apabila tabir penutup dirimu telah
tersibakkan, niscaya engkau akan diberi senjata berupa tauhid, keagungan, dan
kekuatan.
Jika demikian, segala yang kau
lihat dalam pandanganmu, yaitu penglihatan dengan mata hati, hanyalah kepatuhan
dan menerima secara ikhlas akan takdir-Nya. Jika demikian, pintu hatimu akan
mampu memisahkan dunia dan akhirat, sehingga kerinduanmu lebih condong pada
kehidupan akhirat.
Apabila pandangan mata batinmu hanya tertuju kepada
akhirat dan kepada Allah saja, begitu juga kerinduanmu, engkau akan diselimuti
oleh suaru kemuliaan. Kebenaran akan menjaga hatimu dan parit-parit keluhuran
dan keagungan akan mengelilingimu. Dengan begitu, orang tidak akan dapat mendekatimu
dengan kekejian, dengan dambaan-dambaan palsu, dan dengan kesesatan-kesesatan.
Akan tetapi, jika orang datang
kepadamu terus-menerus atas takdir-Nya,
karena mereka tidak menyadari kemuliaanmu sehingga mereka mendapatkan cahaya
yang menyilaukan, tanda-tanda yang jelas, kebijakan yang dalam, dan melihat
keajaiban-keajaiban padamu, dan sebagainya, engkau akan aman dari semua itu,
yakni dari kecenderungan jiwa manusiawimu terhadap keinginan-keinginan, ujub,
sombong, dan perhatian mereka kepadamu.
Demikian pula, seandainya
engkau beristri cantik, bertanggung jawab atas diri dan perilakunya, engkau
akan aman dari keburukannya. Terhadap istrimu, engkau akan diringankan,
diselamatkan dari beban. Istri yang cantik itu akan menjadi karunia bagimu,
menjadi rahmat karena ia berperilaku terpuji, bersih dan tulus jiwanya. Ia
tidak akan menimbulkan suatu kekejian maupun pengkhianatan. Engkau akan semakin
mudah dalam menempuh jalan dan tidak mendapatkan kesulitan karenanya. Apabila
melahirkan anak, kelak anak itu akan menjadi keturunan yang suci dan saleh yang
tentunya akan menyenangkan pandanganmu. Allah SWT. Berfirman :
Artinya:
"Lalu Kami perkenankan (kabulkan) permintaanmja dan Kami
karuniakan kepada Yahya dan Kami jadikan baik istrinya dapat mengandung.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan
kebajikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka
adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (Q.S. Al-Anbiya [21]: 90)
Kemudian Allah juga berfirman dalam surat lain:
Kemudian Allah juga berfirman dalam surat lain:
Artinya:
"Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, berilah kami
istri-istri dan anak-anak yang membahagiakan hati kami dan jadikanlah kami imam
(ikutan) bagi orang-orang yang takwa." (Q.S. Al-Furqan [25]: 74)
Doa-doa demikian akan terwujud
dan dikabulkan. Engkau boleh menyampaikan doa-doa semacam itu kepada-Nya sebab
doa tersebut dimaksudkan untuk mereka yang layak begini, yaitu doa untuk
orang-orang yang mendapatkan rahmat dan karunia, yang berkedudukan mulia, dan
yang kepadanya dilimpahkan rahmat dan nikmat dari-Nya.
Dengan demikian, seandainya
sesuatu dari duniawi ini kepadamu adalah bagianmu yang tersucikan dan atas kehendak Allah SWT.
Atas tindakan-Nya bagianmu itu akan menghampirimu, hadir padamu asalkan
engkau mendapatkannya dengan cara yang dihalalkan Allah SWT. Sama halnya pahala
yang diberikan kepadamu sebab engkau menunaikan shalat dan puasa.
Engkau akan digerakkan dan timbul kemauan di hatimu
untuk memberikan yang bukan hakmu kepada yang berhak, misalnya kepada famili,
tetangga, teman, sahabat, dan peminta-minta yang pantas mendapatkan zakat
sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, jika bukan hakmu, tetapi datang
lewat dirimu, engkau hanya sebagai jembatan untuk dilewati rezeki itu.
Oleh sebab itu, bersabar dan
bertakwalah selalu. Waspadalah, selamatkanlah dirimu selamatkanlah! Jangan
tunda, bersegeralah untuk menyelamatkan diri. Tundukkanlah pandanganmu,
palingkan matamu, palingkanlah! Berbuatlah sesuatu yang terbaik sampai datang
takdir dan kau akan terbawa ke depan.
Dengan demikian, lenyapkan
dari dirimu segala sesuatu yang memberatkan. Kemudian engkau akan dimasukkan ke
dalam samudera nikmat serta kelembutan dan kasih sayang. Engkau akan
mendapatkan perhiasan berupa nur dan
rahasia-rahasia llahi.
Lalu kau didekatkan, diajak
bicara, diberi karunia, dilepaskan dari segala kebutuhan, dikokohkan, dan mendapat
limpahan kata-kata:
Artinya:
"Sesungguhnya kamu pada sisi Kami adalah orang
yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya." (Q.S. Yusuf [12]: 54)
Pikirkanlah, tebaklah keadaan
Nabi Yusuf a.s. dan para shadiqin ketika mereka disapa dengan kata-kata lidah
Raja Fir'aun (sebutan untuk Raja-Raja Mesir). Sesungguhnya kata-kata itu keluar
dari lidah raja, tetapi lidah itu digerakkan oleh Allah sehingga Yusuf a.s.
mendapatkan anugerah atas Kerajaan Mesir. Tanpa kehendak Allah, tak mungkin
Raja Mesir menyerahkan kerajaannya kepada Yusuf a.s. Allah SWT. telah
mengaruniai Kerajaan Mesir dan berbagai kerajaan, misalnya kerajaan pengetahuan, rohani, nalar, kedekatan
dengan-Nya, dan kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya. Allah SWT. berfirman:
Artinya:
"Demikianlah Kami anugerahkan kepada Yusuf kekuasaan atas negeri
(Mesir). Dia bertempat tinggal di mana saja yang dikehendakinya. Kami limpahkan
rahmat Kami kepada orang yang Kami kehendaki dan Kami tidak akan menyia-nyiakan
pahala orang yang berbuat kebaikan (para shadiqin)."(Q.S. Yusuf [12]: 56)
Adapun
tentang kerajaan rohani, Allah SWT. berfirman:
Artinya:
"Sesungguhnya perempuan itu telah suka kepada Yusuf dan Yusuf
telah suka pula kepadanya, kalau sekiranya Yusuf tiada melihat dalil Tuhannya,
(pastilah didekatinya perempuan itu). Demikianlah Kami lepaskan Yusuf dari
perbuatan yang keji. Sesungguhnya dia seorang hamba Kami yang terpilih." (Q.S. Yusuf [12]: 24)
Tentang
kerajaan pengetahuan, Allah SWT. telah berfirman:
Artinya :
"Berkatalah Yusuf, 'Tiada akan datang kepadaku makanan yang
diberikan kepadamu (tiap-tiap hari), melainkan aku terangkan kepadamu takwilnya
(sifat-sifatnya), sebelum ia datang kepadamu. Demikian itu sebagian
(pengajaran) yang telah diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku meninggalkan
agama kaum yang tiada percaya kepada Allah, sedang mereka itu kafir (tidak
percaya) kepada akhirat." (Q.S. Yusuf [12]: 37)
Seandainya engkau disapa
(dengan sapaan: Wahai orang saleh!) berarti engkau mendapat anugerah
pengetahuan yang banyak dan agung. Engkau mendapat anugerah kekuatan dan
kebaikan. Engkau mendapat anugerah perintah yang dipengaruhi rohanimu, atau
yang bukan rohani. Engkau mendapat daya cipta dengan izin Allah yang ada di
dunia ini, walaupun akhirat belum tiba. Di akhirat kelak, engkau akan berada di
tempat damai dan berada di surga yang tinggi. ==> Selalu Berbuat Baik ===>