Pandangan Mata Hati

Selama engkau belum mampu lepas dari ciptaan dan memalingkan hati dari ciptaan tersebut serta dari segala kesibukan-kesibukan hidupmu, selama itu pula, tabir penutup dirimu tidak akan tersibakkan. Jika hawa nafsumu tidak pupus dan selama engkau belum lepas dari keadaan 'keberasaan dunia', selama itu pula tabir penutup tidak akan tersibakkan.

Tabir penutup dirimu akan tersibakkan jika engkau mampu melepaskan diri dari ciptaan-ciptaan dan duniawi. Kemudian engkau lepas dari kemaujudan dunia, lalu yang maujud dalam dirimu hanyalah kehendak Tuhanmu saja. Dengan dirimu terisi oleh nur-Tuhanmu, tiada tempat dalam hatimu untuk segala sesuatu yang lain, kecuali bagi Allah saja. Apabila tabir penutup dirimu telah tersibakkan, niscaya engkau akan diberi senjata berupa tauhid, keagungan, dan kekuatan.

Jika demikian, segala yang kau lihat dalam pandanganmu, yaitu penglihatan dengan mata hati, hanyalah kepatuhan dan menerima secara ikhlas akan takdir-Nya. Jika demikian, pintu hatimu akan mampu memisahkan dunia dan akhirat, sehingga kerinduanmu lebih condong pada kehidupan akhirat.

Apabila pandangan mata batinmu hanya tertuju kepada akhirat dan kepada Allah saja, begitu juga kerinduanmu, engkau akan diselimuti oleh suaru kemuliaan. Kebenaran akan menjaga hatimu dan parit-parit keluhuran dan keagungan akan mengelilingimu. Dengan begitu, orang tidak akan dapat mendekatimu dengan kekejian, dengan dambaan-dambaan palsu, dan dengan kesesatan-kesesatan.
Akan tetapi, jika orang datang kepadamu terus-menerus atas takdir-Nya, karena mereka tidak menyadari kemuliaanmu sehingga mereka mendapatkan cahaya yang menyilaukan, tanda-tanda yang jelas, kebijakan yang dalam, dan melihat keajaiban-keajaiban padamu, dan sebagainya, engkau akan aman dari semua itu, yakni dari kecenderungan jiwa manusiawimu terhadap keinginan-keinginan, ujub, sombong, dan perhatian mereka kepadamu.

Demikian pula, seandainya engkau beristri cantik, bertanggung jawab atas diri dan perilakunya, engkau akan aman dari keburukannya. Terhadap istrimu, engkau akan diringankan, diselamatkan dari beban. Istri yang cantik itu akan menjadi karunia bagimu, menjadi rahmat karena ia berperilaku terpuji, bersih dan tulus jiwanya. Ia tidak akan menimbulkan suatu kekejian maupun pengkhianatan. Engkau akan semakin mudah dalam menempuh jalan dan tidak mendapatkan kesulitan karenanya. Apabila melahirkan anak, kelak anak itu akan menjadi keturunan yang suci dan saleh yang tentunya akan menyenangkan pandanganmu. Allah SWT. Berfirman :
Artinya:
"Lalu Kami perkenankan (kabulkan) permintaanmja dan Kami karuniakan kepada Yahya dan Kami jadikan baik istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan kebajikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (Q.S. Al-Anbiya [21]: 90) 

Kemudian Allah juga berfirman dalam surat lain:

Artinya:
"Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, berilah kami istri-istri dan anak-anak yang membahagiakan hati kami dan jadikanlah kami imam (ikutan) bagi orang-orang yang takwa." (Q.S. Al-Furqan [25]: 74)

Doa-doa demikian akan terwujud dan dikabulkan. Engkau boleh menyampaikan doa-doa semacam itu kepada-Nya sebab doa tersebut dimaksudkan untuk mereka yang layak begini, yaitu doa untuk orang-orang yang mendapatkan rahmat dan karunia, yang berkedudukan mulia, dan yang kepadanya dilimpahkan rahmat dan nikmat dari-Nya.

Dengan demikian, seandainya sesuatu dari duniawi ini kepadamu adalah bagianmu yang tersucikan dan atas kehendak Allah SWT. Atas tindakan-Nya bagianmu itu akan menghampirimu, hadir padamu asalkan engkau mendapatkannya dengan cara yang dihalalkan Allah SWT. Sama halnya pahala yang diberikan kepadamu sebab engkau menunaikan shalat dan puasa.

Engkau akan digerakkan dan timbul kemauan di hatimu untuk memberikan yang bukan hakmu kepada yang berhak, misalnya kepada famili, tetangga, teman, sahabat, dan peminta-minta yang pantas mendapatkan zakat sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, jika bukan hakmu, tetapi datang lewat dirimu, engkau hanya sebagai jembatan untuk dilewati rezeki itu.

Oleh sebab itu, bersabar dan bertakwalah selalu. Waspadalah, selamatkanlah dirimu selamatkanlah! Jangan tunda, bersegeralah untuk menyelamatkan diri. Tundukkanlah pandanganmu, palingkan matamu, palingkanlah! Berbuatlah sesuatu yang terbaik sampai datang takdir dan kau akan terbawa ke depan.

Dengan demikian, lenyapkan dari dirimu segala sesuatu yang memberatkan. Kemudian engkau akan dimasukkan ke dalam samudera nikmat serta kelembutan dan kasih sayang. Engkau akan mendapatkan perhiasan berupa nur dan rahasia-rahasia llahi. Lalu kau didekatkan, diajak bicara, diberi karunia, dilepaskan dari segala kebutuhan, dikokohkan, dan mendapat limpahan kata-kata:
Artinya:
"Sesungguhnya kamu pada sisi Kami adalah orang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya." (Q.S. Yusuf [12]: 54)

Pikirkanlah, tebaklah keadaan Nabi Yusuf a.s. dan para shadiqin ketika mereka disapa dengan kata-kata lidah Raja Fir'aun (sebutan untuk Raja-Raja Mesir). Sesungguhnya kata-kata itu keluar dari lidah raja, tetapi lidah itu digerakkan oleh Allah sehingga Yusuf a.s. mendapatkan anugerah atas Kerajaan Mesir. Tanpa kehendak Allah, tak mungkin Raja Mesir menyerahkan kerajaannya kepada Yusuf a.s. Allah SWT. telah mengaruniai Kerajaan Mesir dan berbagai kerajaan, misalnya kerajaan pengetahuan, rohani, nalar, kedekatan dengan-Nya, dan kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya. Allah SWT. berfirman:

Artinya:
"Demikianlah Kami anugerahkan kepada Yusuf kekuasaan atas negeri (Mesir). Dia bertempat tinggal di mana saja yang dikehendakinya. Kami limpahkan rahmat Kami kepada orang yang Kami kehendaki dan Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan (para shadiqin)."(Q.S. Yusuf [12]: 56) 

Adapun tentang kerajaan rohani, Allah SWT. berfirman:
Artinya:
"Sesungguhnya perempuan itu telah suka kepada Yusuf dan Yusuf telah suka pula kepadanya, kalau sekiranya Yusuf tiada melihat dalil Tuhannya, (pastilah didekatinya perempuan itu). Demikianlah Kami lepaskan Yusuf dari perbuatan yang keji. Sesungguhnya dia seorang hamba Kami yang terpilih.(Q.S. Yusuf [12]: 24) 

Tentang kerajaan pengetahuan, Allah SWT. telah berfirman:

Artinya :
"Berkatalah Yusuf, 'Tiada akan datang kepadaku makanan yang diberikan kepadamu (tiap-tiap hari), melainkan aku terangkan kepadamu takwilnya (sifat-sifatnya), sebelum ia datang kepadamu. Demikian itu sebagian (pengajaran) yang telah diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku meninggalkan agama kaum yang tiada percaya kepada Allah, sedang mereka itu kafir (tidak percaya) kepada akhirat." (Q.S. Yusuf [12]: 37)

Seandainya engkau disapa (dengan sapaan: Wahai orang saleh!) berarti engkau mendapat anugerah pengetahuan yang banyak dan agung. Engkau mendapat anugerah kekuatan dan kebaikan. Engkau mendapat anugerah perintah yang dipengaruhi rohanimu, atau yang bukan rohani. Engkau mendapat daya cipta dengan izin Allah yang ada di dunia ini, walaupun akhirat belum tiba. Di akhirat kelak, engkau akan berada di tempat damai dan berada di surga yang tinggi. ==> Selalu Berbuat Baik ===>