KISAH KEHATI-HATIAN PARA SAHABAT

KISAH KEHATI-HATIAN PARA SAHABAT


Kebiasaan dan keteladanan para sahabat ra. sepatutnya dijadikan contoh oleh kaum Muslimin. Sebab mereka dipilih oleh Allah swt. untuk menjadi sahabat kekasih-Nya; Muhammad saw.. Nabi saw. bersabda, "Saya berada dalam jaman yang paling baik diantara jaman Bani Adam as.." Jaman Nabi saw. adalah jaman yang paling penuh dengan kebaikan, juga penuh dengan manusia-manusia terbaik yang dipilih sebagai sahabat-sahabatNabi saw..

1. Kisah Rasulullah saw. Menerima Undangan Seorang Wanita

Ketika Nabi saw. sedang berjalan pulang dari acara jenazah, ada seorang wanita mengundang beliau saw. makan di rumahnya. Maka Nabi saw. dan para sahabatnya mengunjungi rumah wanita itu. Ketika makanan telah dihidangkan, Nabi saw. kesulitan menelan makanan itu. Sabda Beliau saw., "Nampaknya daging ini telah disembelih tanpa ijin pemiliknya." Jawab wanita itu, "Ya Rasulullah, saya telah menyuruh seorang lelaki untuk membeli kambing di pasar, tetapi tidak ia dapatkan. Sedangkan tetangga saya telah membeli seekor kambing. Maka saya suruh seseorang ke sana untuk membelinya dan menanyakan harganya. Namun, pemiliknya sedang tidak ada di tempat. Jadi istrinyalah yang menjual kambing itu kepada saya." Lalu Nabi saw. bersabda "Bagikanlah daging itu kepada para tawanan." (AbuDawud)

Faedah:
Tidak ada yang dapat menandingi akhlak Rasulullah saw., sampai kepada budak pun Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak yang terpuj i.

2. Kisah Nabi saw. Susah Tidur Karena Sebuah Kurma

Suatu ketika, Nabi saw. tidak dapat memejamkan matanya sepanjang malam. Berkali-kali beliau mengubah posisi tidurnya. Sehingga istrinya bertanya, "Mengapa engkau tidak bisa tidur, ya Rasulullah?" Sabda Beliau saw., "Tadi ada tergeletak sebuah kurma. Karena khawatir kurma itu terbuang sia-sia, maka saya memakannya. Sekarang saya khawatir, mungkin kurma itu dikirim ke sini untuk disedekahkan."

Faedah:
Kemungkinan besar kurma itu memang milik Nabi saw., tetapi karena sedekah biasanya diberikan melalui Nabi saw., maka perbuatan beliau itu telah menimbulkan keraguan di dalam hati Nabi saw., sehingga beliau sulit memejamkan matanya. Khawatir harta sedekah itu yang termakan olehnya.

Demikianlah akhlak pimpinan kita. Hanya karena sesuatu yang sepele, beliau tidak dapat tidur sepanjang malam. Lalu, bagaimana kita sebagai pengikutnya? ada yang memakan suap, riba, hasil curian, merampok, dan perbuatan-perbuatan lain yang dilarang agama, tanpa ada rasa takut serta khawatir. Sambil terus mengaku sebagai umat Nabi Muhammad saw..

3. Kisah Abu Bakar ra. Memuntahkan Makanan Dari Hasil Perdukunan

Abu Bakar ra. memiliki seorang budak yang selalu memberikan sebagian pendapatannya kepada beliau. Suatu hari, ia menghidangkan sedikit makanan kepada Abu Bakar ra.. Lalu beliau mencicipi sedikit makanan itu. Hambanya berkata, "Tuan, biasanya tuan selalu bertanya kepadaku; darimanakah penghasilanmu ini? Namun pada hari ini, tuan tidak menanyakannya." Jawab Abu Bakar ra., "Itu karena saya merasa sangat lapar, sehingga lupa menanyakannya. Sekarang jelaskanlah tentang makanan ini." Hambanya menjawab, "Ketika jahiliyah dulu, saya bertemu dengan suatu kaum dan memberi mereka mantera. Mereka berjanji kepadaku akan memberi imbalan atas jasaku. Dan pada hari ini saya melewati perkampungan mereka. Kebetulan mereka sedang melangsungkan pernikahan, jadi mereka memberikan makanan ini kepadaku." Abu Bakar ra. langsung berteriak, "Kamu nyaris membinasakanku!" Kemudian beliau berusaha memuntahkan makanan yang telah ditelannya itu dengan memasukkan jarinya ke dalam tenggorokan. Tetapi karena lapar yang ia derita, makanan itu sulit dikeluarkan. Lalu ada seseorang yang memberitahu bahwa ia dapat muntah jika minum air sebanyak-banyaknya. Maka beliau minta dibawakan segelas besar air minum. Beliau langsung meminumnya. Ternyata dengan cara itu, ia dapat muntah.

Seseorang berkata kepada beliau, "Semoga Allah merahmati tuan. Tuan telah bersusah payah mengeluarkan isi perut tuan, hanya karena sesuap makanan." Jawab Abu Bakar ra., "Walaupun saya harus kehilangan nyawa untuk mengeluarkan makanan itu, pasti akan tetap kukeluarkan. Saya mendengar sabda Nabi saw., "Badan yang tumbuh dengan makanan haram, maka api neraka adalah pantas untuknya. Saya khawatir, jika dalam badanku ini tumbuh dari makanan ini."

Faedah:
Masih banyak lagi kisah Abu Bakar ra. yang seperti ini. Dimana beliau sangat berhati-hati dalam setiap perkara. Sedikit saja ada makanan yang meragukan, beliau langsung memuntahkannya. Dalam kitab Bukhari pun, ada riwayat seperti itu. Ada seorang hambanya yang ketika jahiliah adalah seorang dukun atau peramal. melalui bintang. Kebetulan, ramalannya terhadap seseorang betul terjadi. Maka orang itu memberinya sedikit hadiah. Dan dari hasil itu ia menyuguhkan makanan kepada Abu Bakar ra.. Beliau langsung mencicipinya, tetapi setelah diketahui asalnya, maka beliau langsung memuntahkannya.

Sebenarnya, harta hambanya itu tidak penting bagi Abu Bakar ra.. Jika makanan itu dari hasil yang tidak halal, itu adalah tanggung jawab hambanya dan orang yang ia ramal. Namun karena kehati-hatiannya yang sempurna, maka beliau merasa tidak tenang dengan harta yang syubhat.

4. Kisah Umar ra. Memuntahkan Susu Yang la Minum Dari Harta Sedekah

Suatu ketika Umar ra. mencicipi susu. Ternyata rasa susu itu lain dari biasanya. Umar ra. langsung bertanya kepada pembawa susu tersebut, dari mana dan bagaimana mendapatkannya. Orang itu berkata, "Ada beberapa ekor unta hasil sedekah sedang memakan rumput di hutan. Lalu para penggembala unta itu memerah sedikit susu dari unta-unta itu, dan memberi saya sedikit." Mendengar itu, Umar ra. segera memasukkan jarinya ke mulut, lalu memuntahkan semua yang telah ia minum tadi.

Faedah:
Mereka selalu cemas jangan sampai ada sesuatu yang syubhat masuk ke dalam tubuh mereka. Tidak seperti kita, barang haram pun kita tidak mempedulikannya.

5. Kisah Abu Bakar ra. Mewakafkan Kebunnya Karena Kehati-hatiannya

Ibnu Sirrin rah.a. bercerita, Ketika menjelang ajalnya, Abu Bakar ra. telah berkata kepada Aisyah r.ha., "Saya tidak suka menerima apapun dari Baitul Mai, tetapi Umar telah mendesak saya untuk menerima gaji, agar saya tidak diganggu oleh perniagaanku dalam mengurus kaum Muslimin. Saya terpaksa menerimanya. Untuk itu, wakafkanlah kebunku itu sebagai ganti gaji saya selama ini."
Setelah Abu Bakar ra. wafat, 'Aisyah r.ha. segera mengutus seseorang kepada Umar ra.. Dan sesuai wasiat ayahnya, kebun itu diserahkan kepada Umar ra.. Kata Umar ra., "Semoga Allah swt. merahmati ayahmu. Dia tidak memberi peluang kepada siapapun untuk mengikutinya." (Kitabul Amwal)

Faedah:
Kisah ini perlu kita renungkan. Pertama; Abu Bakar ra. menerima gaji sekedarnya. Hal itu semata-mata karena terpaksa dan agar lebih bermanfaat bagi kaum Muslimin. Dan kehati-hatian beliau itu, telah kita perhatikan dalam Bab III kisah keempat. Dimana istrinya (karena selalu kekurangan) telah berusaha menabung sebagian gaji Abu Bakar ra.. Tetapi oleh Abu Bakar ra. uang hasil tabungan istrinya itu ia kembalikan ke Baitul Mal. Lalu beliau mengurangi uang gajinya. Sehingga, yang beliau terima benar-benar hanya yang diperlukan saja.

6. Kisah Ali Bin Ma'bad rah.a.

Ali bin Ma'bad rah.a. - seorang muhaddits - berkata, "Saya pernah tinggal di sebuah rumah sewaan. Ketika saya sedang menulis, saya perlu mengeringkan tinta secepatnya. Dinding rumah terbuat dari tanah liat, terlintas dalam benak saya untuk mengeringkan tinta saya dengan menggosokkan ke tembok tersebut. Lantas saya berpikir lagi, "Ini rumah sewaan, tentu saya tidak boleh mengikis tanpa ijin pemiliknya." Sesaat saya berpikir lagi, "Tetapi saya mengambilnya sedikit saja." Akhirnya saya mengikis sedikit dinding itu. Pada malam harinya, saya bermimpi. Saya melihat seseorang berdiri dan berkata kepada saya, "Esok pada hari Kiamat, kamu akan mengetahui ucapanmu yang menganggap tidak mengapa mengambil sedikit itu."  

Faedah:
Perkataan 'Esok kamu akan mengetahui' adalah suatu derajat dari segi ketakwaan. Kesempurnaan takwa ialah selalu berhati-hati, walaupun terhadap sesuatu yang sepele. (Ihya)

7. Kisah Ali ra. Melewati Tanah Kuburan

Kumail ra. bercerita, "Suatu hari, saya bersama Ali ra. berjalan hingga sampai di suatu hutan. Lalu Ali ra. mendekati suatu kuburan sambil berkata, "Wahai penghuni kubur! wahai penghuni tempat sunyi ini, wahai yang berbau busuk, wahai yang penuh ketakutan! Bagaimanakah kabarmu?" Selanjutnya beliau berkata, "Sedangkan kabar kami di sini, hartamu telah dibagi-bagikan, anak-anakmu telah menjadi yatim dan istri-istrimu telah menikah lagi. Inilah berita kami, ceritakanlah sedikit tentang kalian." Seraya menoleh kepada saya, beliau berkata, "Wahai Kumail, andaikan mereka boleh dan bisa berbicara, maka mereka akan berkata bahwa sebaik-baik bekal ialah takwa." Setelah berkata demikian, beliau menangis. "Wahai Kumail, kubur adalah tempat menyimpan amal, dan kita akan menyadarinya setelah maut menj emput kita."

Faedah:
Amal baik atau buruk seseorang akan tersimpan dalam kubur, seperti tersimpan di dalam kotak. Banyak hadits yang menjelaskan, bahwa amal baik akan datang berupa seseorang yang tampan. Ia akan menjadi sahabat dan penghibur si mayit. Sebaliknya perbuatan buruk akan datang berupa sesuatu yang buruk rupa, busuk dan hanya akan lebih menyengsarakan mayit. Sebuah hadits menyebutkan, "Tiga hal yang mengiringi manusia sampai ke kuburnya: Hartanya (sebagaimana kebiasaan orang Arab), keluarganya, dan amal perbuatannya. Harta dan keluarganya akan kembali setelah penguburan. Dan yang tinggal bersamanya hanyalah amalnya."

Suatu ketika, Rasulullah saw. bertanya kepada para sahabatnya, "Tahukah kalian bagaimana permisalan kalian dengan sanak saudaramu, hartamu dan amal perbuatanmu?" Atas keinginan para sahabat ra. Nabi saw. pun bersabda, "Permisalannya adalah seperti seseorang yang mempunyai tiga saudara. Menjelang kematiannya, ia memanggil sanak saudaranya. dan berkata, "Wahai saudaraku, kalian telah mengetahui bagaimana keadaanku ini, maka bantuan apa yang dapat kalian berikan padaku?" Saudaranya yang pertama menjawab, "Aku akan menyayangimu, aku akan mengobatimu dan aku akan melayani segala keperluanmu. Kalau engkau meninggal dunia, maka aku akan memandikanmu, mengkafanimu, serta mengusungmu ke kuburan. Lalu aku akan senantiasa mengingat kebaikanmu." Sabda Nabi saw., "Saudara seperti ini ialah sanak saudaranya." Kemudian pertanyaan yang sama ia ajukan kepada saudaranya kedua. Lalu dijawab, "Aku akan bersama-samamu selama kamu masih hidup, jika kamu meninggal dunia, maka aku akan pergi ke yang lainnya." Saudara ini adalah hartanya. Kemudian ia memanggil saudaranya yang ketiga dan menanyakannya hal yang sama. Maka ia menjawab, " Walaupun di dalam kubur, aku akan bersamamu. Aku akan menenangkan hatimu jika akan dihisab, maka aku akan memberatkan amalan baikmu." Saudaranya yang ketiga ini, ialah amal shalihnya." Sabda Nabi saw., "Sekarang sebutlah, manakah yang menjadi pilihanmu?" Para sahabat ra. menjawab, "Ya Rasulullah, jelas saudaranya yang terakhir itulah yang kami pilih, yang pertama dan kedua kurang bermanfaat." (Munekhab Kanz)

8. Nasehat Nabi saw. Mengenai Makanan Yang Haram

Nabi saw. bersabda, "Allah swt. itu Maha Suci, dan hanya menerima harta yang suci. Allah swt. memerintahkan kaum Muslimin sebagaimana yang diperintahkan kepada Rasul-Nya. Allah berfirman,
 "Wahai para rasul, makanlah dari benda-benda yang baik, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu lakukan." (Al Mu'minun: 51)

Dalam ayat lain Allah swt. berfirman;
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari benda-benda baik yang telah Kamikaruniakan atasmu. "(Al Baqarah: 172)

Setelah itu, Nabi saw. bercerita mengenai seseorang yang berpergian jauh. (do'a seorang musafir itu dikabulkan) Dengan rambut kusut, pakaian penuh debu (menggambarkan kesusahannya) kedua tangannya menengadah ke atas sambil berkata, "Allah... Allah...!" tetapi ia telah memakan makanan haram, minumannya haram, pakaiannya pun dari hasil yang haram, lalu bagaimana doanya akan dikabulkan?

Faedah:
Orang-orang selalu merisaukan; mengapa do'a-do'a kaum Muslimin tidak dikabulkan Allah swt.? Maka dari hadits di atas, dapat diketahui penyebabnya. Jika dengan rahmat Allah, do'a-do'a orang kafir dan fasik pun bisa dikabulkan Allah. Namun do'a yang sebenarnya adalah do'a orang-orang yang bertakwa. Untuk itu, selalulah mengharap do'a-do'a para muttaqin. Barangsiapa ingin do'anya dikabulkan Allah swt., maka sangat penting berhati-hati dalam hal haram. Siapakah yang ingin do'anya tidak dikabulkan?

9. Kisah Umar ra. Melarang Istrinya Menimbang Minyak Kasturi

Suatu ketika, Umar ra. menerima minyak Kasturi dari Bahrain. Beliau berkata, "Adakah orang yang bersedia menimbangnya untuk dibagikan kepada kaum Muslimin." Maka istri beliau, Atikah r.ha. berkata, "Saya akan menimbangnya." Umar ra. diam. Kemudian bertanya lagi, "Siapakah yang akan menakar minyak kasturi ini untuk dibagikan?" Sekali lagi istrinya menjawab dengan jawaban yang sama. Umar ra. diam. Pada kali ketiga barulah Umar ra. berkata, "Aku tidak suka jika kamu menyentuh kasturi itu dengan tanganmu ketika kamu menakarnya, karena minyak itu akan melekat di tanganmu lalu kamu akan menyapukannya ke badanmu. Berarti aku memperoleh bagian lebih dari hakku."

Faedah:
Ini adalah sikap hati-hati yang sempurna. Berusaha agar mendapatkan posisi yang menyelamatkan. Padahal, siapapun yang menakarnya, tentu akan menyentuh tangannya, lalu akan menyapukannya ke badannya. Tidak ada yang dapat menolak hal itu. Walaupun demikian Umar ra. melarang istrinya berbuat demikian.
Hal ini pun terj adi pada Umar bin Abdul Aziz rah. a yang terkenal disebut Umar Kedua. Suatu ketika, beliau menakar minyak wangi misk sambil menutup hidungnya rapat-rapat. Beliau berkata, "Manfaat minyak wangi adalah baunya, dan ini bukan milik saya." Demikianlah ketelitian dan kehati-hatian para sahabat ra., para tabiin rah.a., serta alim ulama kita.

10. Kisah Umar Bin Abdul Aziz rah.a. Tidak Mengangkat Hakim Yang Pernah Diangkat Oleh Hajaj

Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz rah.a. melantik seseorang sebagai hakim di suatu wilayah. Kemudian ada orang yang memberitahunya bahwa orang itu pernah menjabat hakim pada masa pemerintahan Hajaj bin Yusuf (seorang raja zhalim). Maka Umar bin Abdul Aziz rah.a. segera memecat orang itu. Orang itu berkata, "Saya hanya sebentar bekerja pada masa pemerintahan Hajaj." Jawab Umar bin Abdul Aziz rah.a., "Untuk suatu keburukan, walaupun hanya bergaul sedikit, sehari atau kurang, itu sudah cukup mempengaruhimu."

Faedah:
Pengaruh suatu pergaulan itu pasti akan membekas pada diri kita. Jika bersahabat dengan orang-orang bertakwa, maka dengan mudah dan tanpa terasa ketakwaan akan membekas dalam diri kita. Begitu juga jika berteman dengan orang fasik, maka tanpa terasa akan mempengaruhi kita. Karena itulah bersahabat dengan orang yang berakhlak buruk itu dilarang. Bahkan pergaulan dengan binatang pun, seseorang dapat terpengaruh. Rasulullah saw. bersabda, "Penggembala unta akan bersifat kasar dan sombong. Penggembala kambing akan bersifat lembut." (Bukhari). Sabda lainnya, "Permisalan bergaul dengan orang shaleh seperti berteman dengan penjual minyak wangi. Walaupun tidak mendapatkan minyak misk, baunya tentu akan mengenai dirinya. Sebaliknya bergaul dengan orang yang buruk akhlak adalah seperti duduk di dekat dapur. Walaupun tidak terbakar apinya, tetapi asapnya tentu akan mengenainya." (Tarn 'ulFawaid)