BERSIKAP PASRAH KEPADA ALLAH SWT.
Janganlah sekali-kali engkau
berusaha meraih rahmat (menjarah rahmat) dan jangan pula sekali-kali engkau
berusaha untuk menolak datangnya suatu bencana yang menimpamu.
Ketahuilah, rahmat akan datang
kepadamu jika memang sudah ditakdirkan bagimu, tak peduli apakah engkau menolak
atau menyukainya. Demikian pula dengan bencana. Bila sudah ditakdirkan, ia akan
menimpamu, tak peduli engkau suka atau tidak suka. Walaupun engkau menangkisnya
dengan doa, ia tetap akan menimpamu. Walaupun kau hadapi dengan kesabaran hati,
ia tetap hadir dalam kehidupanmu.
Oleh sebab itu, sikap pasrah
dalam segala hal adalah lebih baik, agar Allah berkehendak melalui dirimu.
Apabila mendapat suatu rahmat, hendaknya engkau banyak-banyak bersyukur. Jika
suatu bencana menimpamu, hendaknya engkau bersabar atau mencoba untuk membangkitkan kesabaran dan keterikatan
dengan Allah SWT . dan keridaan-Nya. Dapat juga engkau lakukan untuk merasakan
rahmat-Nya di dalam menerima bencana dan sedapat mungkin menyatu dengan-Nya
melalui cobaan ini, melalui semua spiritual yang kau miliki. Jika Allah
menghendaki, engkau akan digerakkan dari satu maqam ke maqam lainnya
dalam perjalanan menuju Allah. Hal ini engkau lakukan untuk menaati dan
mengakrabi Allah, yakni agar engkau pada akhirnya dapat berjumpa dengan Allah
Yang Mahabesar.
Kemudian, engkau akan ditempatkan
pada maqam yang sebelumnya telah dicapai oleh para
shadiqin, para syahidin, dan para shalihin. Artinya, engkau mencapai suatu
keakraban (hubungan dekat) dengan Allah sedemikian rupa, sampai memungkinkan
dirimu dapat melihat maqam orang-orang yang telah mendahuluimu menghadap
Sang Khaliq, penguasa kerajaan yang agung, dan orang-orang
yang dekat dengan-Nya.
Jika bencana itu datang
menimpamu, biarkanlah ia datang. Jangan engkau halang-halangi kedatangannya.
Jangan kau hadapi dengan doa.
Jangan engkau merasa susah atau gundah menghadapi kedatangan bencana yang
menghampirimu. Sebab, panasnya api bencana yang kau hadapi tidaklah sepanas api
neraka yang berkobar.
Tentang manusia terbaik dan yang
terbaik di atas bumi dan di bawah langit ini, Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya, api neraka akan berseru
kepada orang-orang yang beriman, 'Wahai orang-orang beriman, cepatlah berlalu,
karena cahayamu mematikan nyala apiku."
Dari hadis ini, engkau dapat
menyimpulkan bahwa cahaya (nur) seorang yang beriman dapat mematikan nyala
api neraka. Dan nur orang beriman dapat kita temui di dunia ini. Nur tersebut
ialah yang membedakan manusia yang patuh kepada Allah atau yang kafir. Cahaya
inilah yang akan memadamkan kobaran bencana, sedangkan kesejukan, kesabaran,
dan kepatuhanmu kepada Allah itulah yang memadamkan panasnya yang bakal
menimpamu.
Dengan demikian, bencana yang
menimpamu bukanlah suatu kehendak Allah untuk menghancurkanmu. Sesungguhnya,
bencana yang datang dan menimpamu itu adalah suatu ujian bagimu dan cobaan
bagimu agar imanmu menjadi semakin kokoh, agar keyakinanmu semakin kuat, dan
secara rohani bencana itu memberimu kabar baik dari-Nya tentang kehendak-Nya
padamu. Allah SWT. berfirman:
Artinya:
"Dan sesungguhnya Kami akan
menguji kalian, agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di
antaramu, dan agar Kami nyatakan hal ihwal kalian."
(Q.S.
Muhammad [47]: 31)