Mukjizat Nabi Muhammad SAW | Dapat Memanggil Pohon

Rasulullah Dapat Memanggil Pohon


Pada zaman Jahiliah di tanah Arab, dalam kehidupan masyarakatnya ada aturan yang tidak tertulis, tetapi dijadikan pegangan, yaitu siapa yang kuat, dialah yang memerintah, yang menguasai, dan yang bertidak dengan sewenang-wenang. Sedangkan, yang lemah sudah dapat dipastikan menjadi bulan-bulanan oleh yang kuat.

Kondisi semacam ini memaksa kaum lelaki untuk mengasah ototnya dan memperkuat ketahanan tubuhnya, bila dirinya tidak ingin ditindas dan dijadikan bulan-bulanan oleh yang perkasa. Maka, tidak perlu heran bila di kota Mekah pada saat itu seringkali diadakan lomba adu gulat untuk memilih siapa lelaki yang perkasa dan kuat di antara mereka. Di kalangan mereka ada semacam anggapan bahwa kehormatan seseorang terletak pada kekuatan fisiknya yang mampu mengalahkan lawan-lawannya.

Akhirnya, bermunculanlah para pendekar yang tangguh di kota Mekah dan salah satunya adalah Rukanah bin Abdu Yazid. Rukanah termasuk pendekar ahli gulat dan jarang terkalahkan jika bertanding dalam pertarungan. Tubuhnya kuat dan kekar hingga seringkali membuat ciut hati lawan yang akan menghadapinya. Pada suatu hari, Rasulullah saw. bertemu dengan Rukanah di suatu jalan. Kemudian, beliau mengajak Rukanah untuk masuk Islam, seraya berkata, "Wahai Rukanah, sebaiknya kamu bertakwa kepada Allah dengan memeluk agama yang aku bawa ini." Setelah mendengar ajakan Rasulullah saw. tersebut, ia menjawab dengan congkaknya, "Jika agama yang kau bawa itu benar, pasti sejak dulu aku sudah memeluknya." Mendengar ejekan yang diucapkan Rukanah tadi, Rasulullah saw. berkata dengan nada menantang, "Bagaimana jika aku mampu merobohkanmu dalam beradu kekuatan, apakah kamu dapat menerima dan menyadari bahwa agama yang aku bawa ini benar?"

Hal ini dikatakan oleh Rasulullah saw. demi menjaga kehormatan Islam dan pengikutnya agar tidak menjadi hinaan cacian orang lain. Rukanah menjawab dengan sombongnya, "Baiklah kalau itu yang kamu kehendaki." "Bersiap-siaplah sekarang," kata Rasulullah.

Rukanah berdiri dengan mengambil kuda-kuda untuk menyerang Rasulullah saw.. Akan tetapi, hanya sekali tampar dan Rasulullah saw., ia sudah jatuh terjungkal tidak berdaya. Rukanah sepertinya tidak percaya oleh kehebatan tamparan Rasulullah tadi. Selanjutnya, ia menantang lagi, "Mari kita ulangi lagi, wahai Muhammad." "Kalau begitu, berdirilah," kata Rasulullah. Setelah berdiri kembali dengan kuda-kudanya maka hanya dengan sekali dorong saja dari Rasulullah, Rukanah jatuh tersungkur kembali ke tanah. Melihat kemampuan Rasulullah yang hebat ini, Rukanah berkata, "Aku benar-benar heran atas kemampuanmu dalam mengalahkanku. Padahal, sampai saat ini belum ada pendekar dan jagoan Mekah yang mampu mengalahkanku."

Sesudah Rasulullah saw. menundukkan kehebatan Rukanah, beliau berkata, "Ada lagi sesuatu yang sangat mengagumkan. Jikalau kamu ingin melihatnya, akan aku buktikan. Tetapi, dengan syarat nanti kamu harus bertakwa kepada Allah dan memeluk agamaku." Rukanah lalu menjawab, "Silakan kalau kamu masih mempunyai kelebihan yang akan kauperlihatkan kepadaku."

Selanjutnya, Rasulullah memanggil sebuah pohon yang jauh dari tempat beliau dan Rukanah, seraya berseru, "Wahai pohon, kemarilah." Pohon yang dipanggil oleh Rasulullah saw tadi langsung datang menghadap beliau Setelah itu, beliau berkata lagi kepada pohon itu, "Wahai pohon, sekarang kembalilah ke tempatmu semula." Maka, secara spontan pohon itu kembali ke tempatnya semula.

Ini suatu peristiwa langka yang luar biasa yang tidak mampu dianalisis secara ilmiah dan tidak dapat diterima oleh akal. Rukanah sangat tercengang melihat kejadian itu. Dalam hatinya, ia berkata, "Ini suatu peristiwa yang sangat menakjubkan yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh sembarangan orang, kecuali oleh orang yang memiliki banyak kelebihan dan menjadi kekasih Allah."

Memang kalau ditinjau secara rasional, mustahil sebuah pohon dapat berjalan sendiri dan pindah dari tempat asalnya. Tetapi, inilah kenyataan yang ada sebenarnya.

Karena perasaan gengsi dan status sosial yang disandangnya maka Rukanah tidak mau menerima kebenaran mukjizat Rasulullah yang baru disaksikan itu, meskipun tindakannya ini bertentangan dengan hati kecilnya yang membenarkan mukjizat tersebut. Ia kemudian mendatangi masyarakat Quraisy dan berkata, "Temanmu Muhammad adalah seorang ahli sihir yang hebat dan dapat diandalkan. Aku belum pernah menjumpai seseorang yang sehebat dia."

Pada suatu hari, ia mengisahkan pengalaman pribadinya kepada teman-teman dekatnya tentang dirinya sewaktu berhadapan dengan Rasulullah dalam rangka adu kekuatan. Ia juga menceritakan dengan sejujur-jujurnya mengenai mukjizat yang ditunjukkan oleh Nabi kepadanya. Pada akhirnya, ia masuk Islam dan berjuang dengan teguh dalam menegakkan syiar Islam dan ia meninggal pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan.