Mukjizat Rasulullah | Mengetahui Isi Hati Lawan

Isi Hati Lawan Dapat Ditebak Rasulullah

Satu lagi kelebihan Rasulullah saw, yang seringkali membuat pihak lawan kalang kabut dan rencana jahatnya terbongkar, adalah karena beliau mampu mengetahui isi hati lawannya. Tidak sedikit orang yang hendak melakukan kejahatan terhadap Rasulullah, gagal total, bahkan seringkali dirinya dibuat malu oleh Rasulullah saw., sebab sebelum ia bertindak, Rasulullah saw. sudah menuturkan semua rencana jahatnya itu. Ini termasuk salah satu mukjizat yang dimiliki oleh Rasulullah saw. bahwa beliau senantiasa mengetahui apa yang terlintas di hati musuhnya pada saat menghadapi dirinya. Sehingga, beliau bisa selamat dari rencana jahat musuhnya.

Dikisahkan, pada saat Rasulullah saw. sedang melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah, tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang bernama Fudhalah, ia mempunyai niat jahat untuk membunuh Rasulullah saw.. Ketika ia mendekati Rasulullah saw., beliau langsung menegurnya, "Engkau yang bersama Fudhalah." "Benar, aku yang bernama Fudhalah," jawab Fudhalah dengan kasar. "Apa yang kini terlintas di hatimu?" tanya Rasulullah saw. Dengan wajah merah padam karena malu dan gugup, ia menjawab, "Di hatiku tidak ada apa-apanya. Aku cuma menyebut dan ingat akan Allah." Mendengar jawaban dusta tersebut, Nabi saw. tersenyum, seraya berkata, "Astaghfirullah." Kemudian, beliau mendekati Fudhalah dengan meletakkan tangannya ke dada Fudhalah. Setelah itu, dengan seketika, tampak perubahan wajah Fudhalah bersamaan dengan luluhnya hati yang menyadari akan kewalahannya, kemarahan yang meletup-letup tiba-tiba menjadi dingin dan tenang. Selanjutnya, ia dengan terus terang berkata kepada Rasulullah saw. tentang maksud jahatnya itu yang sudah tertebak oleh beliau, kemudian ia berkata, "Demi Allah, selagi Rasulullah saw. belum mengangkat tangannya dari dadaku maka tidak ada satu orang pun yang lebih aku cintai melebihi cintaku kepadanya."

Apa yang dialami oleh Fudhalah merupakan bukti ketajaman naluri Rasulullah saw. dan daya pandangnya yang mampu menembus setiap apa yang terlintas dalam kalbu umat manusia. la bisa mengetahui alam musyahadah 'yang terlihat', juga mengetahui alam gaib. Inilah di antara mukjizat yang beliau miliki. Dalam riwayat yang lain disebutkan, di waktu Perang Badar, Shafwan bin Umayyah kehilangan ayah dan saudaranya, sedangkan Wahab bin Umair tertawan oleh kaum Maka, Shafwan bersama sepupunya, Umair, bersengkongkol merencanakan untuk membunuh Rasulullah saw. Persengkolan itu dilalatkan di tempat yang sangat sunyi sekali, yaitu di sudut Hijir dalam ruangan Masjidil Haram. Rencana kejahatan ini sangat dirahasiakan oleh keduanya dan disepakati bahwa Shafwan akan membayar semua utang Umair serta menjamin keluarganya seandainya ia sampai matt terbunuh.

Setelah dicapai kesepakatan oleh keduanya, Shafwan segera menyiapkan sebilah pedang yang sudah diasahnya dan dipertajam. Pedang tersebut juga dibubuhi dengan racun yang paling keras. Kemudian, pedang tali diserahkan kepada Umair untuk dipakai membunuh Rasulullah saw.. Tanpa menundanunda waktu lagi, Umair langsung berangkat menuju kota Madinah untuk melaksanakan niat jahatnya itu.

Setibanya di sana, Umair langsung menuju ke masjid, tempat Rasulullah saw. sering berada di dalamnya. Di depanpintu masjid, ia lalu mengikat untanya. Setelah itu, ia memasuki masjid dengan menghunus pedangnya yang tajam dan beracun. itu.

Kedatangan Umair ini disambut oleh Rasulullah saw. dengan senyum ramah. Beliau kemudian bertanya, "Wahai Umair, apa keperluanmu datang kemari?" "Untuk menyerahkan uang tebusan bagi anakku, Wahab, yang konon ia tertawan di sini," jawabnya berdusta dengan penuh kegeraman. "Yang benar saja, wahai Umair," kata Rasulullah selanjutnya. Perkataan Rasulullah saw. ini sudah menunjukkan bahwa beliau sudah mengetahui rencana jahat Umair datang dari kota Mekah. Mendengar perkataan Rasulullah tersebut, tubuh Umair berkeringat, ia berkeyakinan bahwa Rasulullah saw. telah mengetahui isi hatinya. Dengan perasaan gugup, ia tetap berdusta kepada Rasulullah saw untuk meyakinkan beliau dengan mengatakan, "Benar, aku datang kemari untuk menebus tawanan. Selain itu, aku tidak punya tujuan lain." "Lalu, syarat apa yang engkau buat dengan Shafwan di Hijir dalam pertemuan engkau dengan dia?" Nabi saw. kembali bertanya dengan penuh selidik sambil menatap muka Umair yang terus berkeringat. Ia tampak pucat dan ketakutan. "Syarat apa itu?" Umair bertanya seakan-akan ia tidak mengerti. Kemudian, Nabi saw menyambung lagi dan berkata kepadanya, "Engkau yang sanggup dan bersedia untuk membunuhku, dengan syarat Shafwanlah yang akan menjarnin keluargamu. Namun, Allah juga yang melindungi aku, sekaligUs menggagalkan rencana jahatmu."


Mendengar perkataan Rasulullah saw. yang terakhir ini, tubuh Umair gemetar sebab rencana busuknya telah diketahui oleh Rasulullah. Ia sudah tidak dapat berkutik lagi di hadapan Rasulullah saw.. Akhimya, ia menyadari kesalahannya itu serta mengakui kehebatan mukjizat Rasulullah. Dengan suara yang terputus-putus, ia berkata, "Aku bersaksi bahwasanya engkau adalah utusan Allah. Pembicaraanku dengan Shafwan di Hijir tidak seorang pun yang mengetahuinya, namun Allahlah yang memberitahukan kepadamu. Kini, aku benar-benar beriman kepada Allah dan rasul-Nya." Setelah mendengar pengakuan jujur Umair, Nabi pun memberi maaf kepadanya.

Melihat peristiwa itu, sepertinya tidak masuk akal bahwa seseorang dapat diketahui apa yang terlintas di dalam hatinya, tetapibila dilihat dari segi ketauhidan, semua itu mudah terjadi bila Allah memberi kelebihan tertentu bagi hamba-Nya yang dikasihi dan dicintai-Nya. Tidak ada yang sulit bagi Allah untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal menurut pandangan manusia. Maka, apa yang dimiliki oleh Rasulullah saw. hingga beliau mengetahui setiap apa yang terlintas di hati lawannya merupakan mukjizat baginya, yang diberikan oleh Allah kepadanya.